Kamis, 04 November 2010

KERJASAMA

Saya selalu berpikir bahwa sebuah tim olahraga yang bertaburan dengan bintang, pasti akan mendulang sukses dan menjadi juara. Memang tak dapat disangkal lagi bahwa kemampuan dan keahlian individu sangat berpengaruh pada potensi tim, namun ternyata itu bukan segala-galanya. Ada satu hal lagi yang lebih penting dari pada sekedar skill individu, yaitu kerja sama dalam tim! 

Bagi Kalian yang suka sepak bola, mungkin masih membekas kuat di benak kita kejuaraan Piala Eropa pada tahun 2004. Juaranya bukanlah Italia, Inggris, Perancis, Belanda ataupun Spanyol yang bertebaran bintang, tapi justru Yunani yang sama sekali tidak diperhitungan dan dianggap sebagai tim underdog. Tidak salah juga jika tim Yunani sama sekali tidak diperhitungkan, sebab mereka memang tak punya pemain yang sangat menonjol, namanya saja kita hampir-hampir tidak pernah mendengarnya. Lalu apa kunci kesuksesan mereka sehingga mereka berhasil mempecundangi tim-tim unggulan? Kerja sama tim!

Untuk meraih kesuksesan, kerja tim yang solid mutlak diperlukan. Jika tak ada kerja sama yang bagus, ini akan sangat memperlambat kinerja keseluruhan. Menjadi tugas seorang pemimpin untuk membuat sebuah tim kerja yang solid, ini akan berdampak besar bagi kemajuan sebuah organisasi. Menurut saya "Ada banyak tim dalam setiap olahraga yang memiliki pemain-pemain hebat tetapi tidak pernah memenangkan pertandingan. Seringkali, pemain-pemain tersebut tidak mau berkorban untuk kebesaran tim yang lebih baik. Hal yang menggelikan adalah, pada akhirnya keengganan mereka untuk berkorban hanya membuat tujuan-tujuan pribadi lebih sulit dicapai. Satu hal yang saya percayai adalah jika Anda berpikir dan mencapai sesuatu sebagai sebuah tim, penghormatan pribadi akan datang dengan sendirinya.” Kerja sama tim itu kunci kesuksesan kita. Unsur individu memang penting, namun tidak ada yang bisa menggantikan kerja sama tim!
Satu orang tidak dapat membuat tim, tetapi Satu orang dapat berdampak dalam sebuah tim

ATURLAH KEMARAHAN


Setiap orang pernah marah, tak terkecuali di dunia kuliah. Dengan mengekspresikan kemarahannya, maka akan diperoleh kelegaan atau terlepas dari sesuatu yang mungkin menghimpitnya. Namun perlu disadari juga, jika kemarahan yang kita ungkapkan tidak dengan cara-cara yang tepat, maka kemarahan itu bisa merusak dan mencelakakan diri kita sendiri. Bagaimana solusi tepat mengatasi kemarahan?
1. Marahlah untuk alasan yang benar-benar tepat.
Jangan sampai kita marah untuk alasan yang tidak masuk akal. Misalnya kita memberikan target yang tidak realistis lalu giliran target tersebut tidak tercapai kita marah besar. Atau kita sedang mengalami masalah di rumah, tapi kita melampiaskan emosi kita di kampus. Tentu ini tidak adil. Marahlah dengan alasan dan porsi yang tepat.
2. Tahanlah kemarahan.
Sisi positif dari menahan kemarahan adalah bisa mencegah retaknya hubungan antara satu dengan yang lain, selain itu luka akibat konflik bisa dihindarkan. Namun sisi kelemahannya adalah kita bisa depresi atau stress jika memendam kemarahan itu amat sangat. Sebisa mungkin tahan emosi kita, namun jika harus disalurkan jangan sampai kemarahan kita berbuahkan dosa atau berlarut-larut, sebagaimana kata dalam Injil, “Janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.”
3. Tenangkan diri dan sedikit lebih rileks.
Menenangkan diri bisa dengan cara menarik nafas dalam-dalam dan menahan diri untuk berbicara sampai kemarahan yang ada di dalam diri kita berangsur-angsur mereda. Di saat seperti itu, tetaplah berpikir positif. Lebih baik lagi jika Anda bisa menguasai diri sambil berkata kepada diri sendiri, "Relaks; tenang aja; take it easy; tidak apa-apa kok." Dengan melatih diri untuk lebih rileks, tak perlu terjadi kemarahan yang tak terkendali dan berakibat destruktif (merusak), sehingga tidak ada pihak yang terluka.
Membiarkan amarah berlarut-larut sama dengan membiarkan dosa mendekat .

Jumat, 22 Oktober 2010

Be Your Self

Kita sering mendengar kalimat populer “Be Your Self!”, apa yang ada di benak kita ketika mendengar kalimat tersebut? Apakah arti menjadi diri sendiri? Banyak orang mengartikan kalimat be your self dengan pemahaman yang keliru. Kita harus berpendirian bahwa be your self tidak hanya cukup menjadi diri sendiri. Karena menjadi diri sendiri bisa positif, tapi bisa juga negatif. Ada orang yang berprinsip, saya adalah saya, mau diterima ya begini, nggak mau ya sudah. Akhirnya, justru sisi negatiflah yang menonjol.
Menurut pemahaman saya, kalimat be your self atau menjadi diri sendiri berbicara tentang 3 hal penting tentang diri kita.
Yang pertama, menjadi diri sendiri berarti mengenal diri kita dengan benar. Kita harus tahu persis seperti apa diri kita di hadapan Tuhan. Kita harus tahu bahwa kita adalah ciptaan Tuhan yang mulia, berharga dan diciptakan dengan tujuan yang jelas. Kita harus tahu apa kelebihan kita dan apa kelemahan kita. Kegagalan yang paling fatal adalah di saat kita gagal mengenal siapa diri kita sendiri dengan benar.
Yang kedua, menjadi diri sendiri berarti kita berani mempertahankan keunikan yang ada pada diri kita. Sayangnya banyak orang justru ingin menjadi imitasi daripada original. Buktinya banyak orang selalu meniru-niru orang lain. Dalam dunia bisnis, meniru kesuksesan orang lain adalah hal yang positif, tapi itu bukan berarti kita meninggalkan keaslian atau keunikan yang ada pada diri kita. Ingatlah bahwa Tuhan menciptakan kita unik dan berbeda dari yang lain supaya kita mempertahankan keunikan kita. Alangkah bijaknya jika kita menggunakan keunikan kita tersebut sebagai salah satu modal untuk mencapai kesuksesan.
Yang ketiga, menjadi diri sendiri berarti kita memaksimalkan keunikan yang ada pada diri kita. Tentu keunikan dalam konteks ini adalah keunikan secara positif. Misalnya kita memiliki cara berpikir yang kreatif, pembawaan diri yang kreatif dan cara kerja yang kreatif, yang berbeda dari kebanyakan orang, lalu maksimalkanlah itu. Berani tambil beda, mengapa tidak? Be your self!
Be your self tidak hanya cukup menjadi diri sendiri, melainkan memaksimalkan keunikan positif diri kita.

Kamis, 21 Oktober 2010

KEUNIKAN PEMALAS

Menjadi seorang pemalas tidak sulit. Hebatnya, setiap pemalas pasti memiliki keunikan-keunikan tersendiri. Berikut saya akan jabarkan keunikan-keunikan seorang pemalas. Hal ini juga terjadi dalam kehidupan saya juga loh!. Tetapi saya berharap agar pemalas yang kebetulan membaca tulisan saya tidak tersinggung, melainkan mulai mengubah kebiasaan hidupnya.
Pertama, selalu saja memiliki alasan untuk menghindar dari sebuah pekerjaan. Coba perhatikan kehidupan seorang pemalas yang Anda kenal, untuk saya sendiri sih saya tidak perlu mencari seorang pemalas, karena saya sendiri juga pemalas. Tak perlu kaget kalau orang tersebut selalu saja punya alasan untuk “menyelamatkan diri” dari pekerjaan yang sudah menanti. “Misalnya, saya tahu bahwa nanti kalau saya masuk kuliah saya akan dapat tugas yang banyak, lalu saya tidak masuk kuliah.”
Kedua, selalu menunda pekerjaan. Tak perlu heran kalau melihat seorang pemalas selalu menunda pekerjaan yang harusnya segera diselesaikan. Itu memang sudah menjadi ciri khasnya. Menunda pekerjaan dan membiarkannya sampai menumpuk. Lalu setelah kelimpungan, barulah ia bingung sendiri dan bisa-bisa malah tidak mau mengerjakannya sama sekali. Tuhan tidak pernah menunda pekerjaan. Bayangkan saja seandainya Tuhan menunda pekerjaanNya, bisa-bisa matahari tidak bersinar hari ini atau kelangsungan alam ini bakal terancam. Mending kalau itu, bagaimana kalau Tuhan tidak meberikan berkat kepada kita?
Ketiga, tidak pernah setia dengan apa yang telah dipercayakan kepadanya dalam artian sering meremehkan sebuah tugas ataupun masalah. Salah satu alasan bagi pemalas untuk tidak bekerja adalah karena ia berpikir bahwa hal tersebut adalah perkara kecil dan sepele. Ia selalu berpikir bahwa hal-hal kecil seperti itu hanya akan membuang-buang waktu saja. Sementara kita tahu bahwa banyak hal besar justru diawali dengan hal-hal kecil lebih dulu.
Saya sungguh berharap bahwa keunikan-keunikan tersebut tidak ada pada diri Anda, tapi cukup pada saya. Namun jika sekiranya ada, baiklah kita mengambil keputusan untuk meninggalkan budaya malas ini, dan untuk saat ini saya juga sedang berjuang untuk merubah kebiasan malas dalam hidup saya.
Berjuang Tinggalkan budaya malas!

BAGAI SEMUT

Semut termasuk binatang yang kecil dan lemah. Namun yang unik adalah melihat kenyataan bahwa semut termasuk salah satu binatang yang survive di tengah seleksi alam yang terus terjadi. Tak hanya itu, semut juga memiliki cara kerja yang sangat hebat, hingga Salomo sampai pebisnis modern menganjurkan agar kita belajar dari semut. Apa yang bisa kita pelajari dari semut?

  1. Semut adalah binatang yang sangat rajin. Kita tidak akan pernah melihat semut yang bengong sendirian. Kalau ada semut yang tidak bergerak, bisa dipastikan itu adalah semut mati. Semut adalah binatang yang rajin dan selalu bergerak ke sana ke mari untuk bekerja. Tak heran kalau semut tak pernah mati kelaparan. Apakah kita juga bekerja dengan rajin seperti semut?
  2. Semut adalah binatang yang tak pernah menyerah. Tak kenal menyerah adalah sifat khas semut. Kalau tidak percaya, lakukanlah percobaan ini. Tangkaplah seekor semut, lalu cobalah untuk meletakkan sesuatu untuk merintangi langkahnya. Saat melihat jalan di depannya ada hambatan, semua tidak akan duduk termenung, meratapi nasib yang malang dan pulang dengan rasa kecewa. Semut akan berusaha dengan segala cara untuk melewati hambatan itu. Bisa lewat atas, lewat bawah, lewat jalan memutar, bahkan kalau perlu bersama dengan semut-semut yang lain akan memindahkan rintangan tersebut!
  3. Semut adalah binatang yang mandiri dan bertanggung jawab atas diri sendiri. Meski tidak ada yang mengawasi, semut akan bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Bukankah kita yang hanya bekerja kalau diawasi atasan atau bos harusnya malu melihat kenyataan ini?
  4. Semut adalah tim yang luar biasa. Mereka sangat ahli dalam menyampaikan informasi, sehingga tak perlu heran kalau dimana ada satu makanan, ribuan semut tiba-tiba sudah mengerumuninya. Semut punya tim yang hebat, sehingga dengan kerja sama yang baik, mereka bahkan bisa mengangkat makanan yang beratnya berkali lipat dari berat badannya. Adakah kita bisa belajar dari semut tentang membangun tim yang sukses?
Kenapa kita tidak seperti semut ?

Rabu, 13 Oktober 2010

BAGAI POLISI TIDUR

Gimana rasanya kalo ngelewatin jalan yang banyak polisi tidurnya? Duh... sebel deh! Kalo bisa mendingan kita pilih lewat jalan lain. Apalagi kalo kita pas kebetulan naik mobil sedan yang pendek, polisi tidur bagaikan momok perusak. Tapi taukah kita untuk apa polisi tidur itu dibuat? Polisi tidur dibuat untuk memaksa pengemudi kendaraan menurunkan kecepatan kendaraannya demi mencegah terjadinya kecelakaan. Biasanya jalanan yang diberi polisi tidur adalah jalan kompleks perumahan yang tentu saja banyak orang berseliweran disana. Meski membuat para pengendara merasa kurang nyaman, tapi polisi tidur bisa mencegah terjadinya kecelakaan.

Saat kita menemui hambatan dalam hidup ini, sadarkah kita bahwa sebenernya beberapa dari hambatan itu bisa merupakan polisi tidur bagi kita. Apa yang nampaknya seperti sebuah penghalang yang memperlambat keberhasilan, ternyata dibuat demi kebaikan kita sendiri. Saat kita putus pacar, saat enggak diterima di univ idaman, saat ekonomi keluarga bangkrut, saat semua nampaknya menghambat cita-cita kita, ternyata enggak sepenuhnya benar.

Meski nampaknya menjadi penghalang, “polisi tidur” ternyata justru membantu kita meraih keberhasilan. Adanya hambatan seringkali membuat pikiran kita menjadi lebih matang. Kita menjadi lebih dewasa dan mandiri. Penghalang juga mengasah kita menjadi lebih kreatif. Kita enggak mundur dan menyerah begitu aja, tapi menciptakan jalan keluar lain yang mungkin enggak terpikirkan sebelumnya. Penghalang pun mampu membuat diri kita jadi lebih bijak dan rendah hati. Kita mengakui bahwa ada kuasa yang lebih besar dari diri kita yakni Tuhan, yang bisa melakukan apa aja dalam hidup kita demi kebaikan kita. So, daripada ngedumel saat menemui polisi tidur dalam hidup kita, mendingan kita bersyukur dan melihat sisi positif dari semuanya itu.

JOMBLO ? SIAPA TAKUT !!

Rasanya sakiiit banget! Makanan seenak apapun, duit sebanyak apapun, temen sebaik apapun, kayaknya nggak bisa bikin kita melupakan setiap gelak tawa 'n senyum pertama si doi. Setelah kata “putus” terucap dari bibirnya, rasanya dunia nggak lagi berputar, singkatnya kiamat geto. Dalam keadaan seperti ini kita sering berpikir untuk melakukan hal-hal nekat, misalnya: ngancam mau bunuh diri, bikin surprise “katakan cinta” kaya di tv, bahkan kalo si doi beda agama kita bela-belain pindah ke agama mantan pacar kita. Semuanya itu kita lakuin dengan harapan supaya si doi mau balik lagi ama kita. Tentu hal seperti ini bisa jadi masalah serius bila kita tidak segera bangkit dari keterpurukan.

Sebenarnya punya pacar ato nggak toh langit tetep biru warnanya, bumi masih berputar, 'n nyokap tetep ngasih uang jajan buat kita nongkrong. Singkatnya, ngejomblo bukanlah dosa, kenapa musti takut? Justru saat kita ngejomblo Tuhan memberi waktu buat kita introspeksi diri sampai waktu yang tepat datangnya cowok yang memang disediakan Tuhan buat kita. Para konselor mengatakan bahwa ada kalanya manusia butuh waktu untuk menyendiri. Pakailah perpisahan sekarang ini menjadi saat bagi kita mengoreksi diri, siapa tahu Tuhan ijinkan semua ini terjadi karena kita memang udah pacaran dengan orang yang salah alias nggak sesuai dengan kemauan Tuhan. Jangan pernah mengira bahwa Tuhan senang melihat kita menderita semuanya ini, semua itu nggak bener! Dia menginginkan yang terbaik terjadi dalam hidup kita.

Meski dunia mengajak para korban patah hati untuk melampiaskan semua keruwetan masalahnya dengan hal-hal negatif, stop! Solusi masalah kita sekarang adalah dengan belajar bersikap dewasa dan menerima otoritas Tuhan atas hidup kita, termasuk menentukan siapa pasangan yang cocok dan menurut kehendak hati-Nya. Yang pasti pilihan Tuhan nggak mungkin salah deh, kamu pasti suka. Ok, kini saatnya bangun dari mimpi buruk dan hapus air matamu supaya cewek cewek bisa melihat senyum manismu lagi. Siapa tahu salah satunya adalah cewek kiriman Tuhan.

KOMPETISI

Sekumpulan kura-kura terperosok ke dalam lubang. Mereka semua berusaha keras untuk keluar dari lubang itu. Kura-kura yang satu menaiki tubuh kura-kura lainnya. Tapi yang dibawah pun nggak rela tubuhnya dijadikan tumpuan oleh kawannya. Akibatnya mereka semua jadi berebut memanjat dan saling menjatuhkan. Bisa ditebak, usaha mereka sama sekali nggak ada hasilnya. Yang ada hanyalah perpindahan posisi di atas dan di bawah, tapi tak seekor pun yang bisa keluar dari sana.

Kompetisi. Semua kenal kata yang satu ini. Apalagi hidup di jaman sekarang. Sepertinya nggak ada hal yang bisa diperoleh dengan mudah tanpa harus berkompetisi dulu. Bursa kerja selalu aja dipenuhi ribuan calon pelamar, padahal hanya beberapa puluh orang aja yang akan diterima. Mengikuti ujian SPMB juga hampir sama. Sstt... ngedapetin cowok/cewek keren pun juga harus bersaing dulu kan? Rasanya seolah semua hal di dunia ini harus melewati persaingan dulu.

Dengan kompetisi yang ketat ini, kadang-kadang kita bisa jadi stress. Gimana nggak, setiap tahun ada penambahan satu juta pengangguran di negara kita. Kita yang masih kuliah bisa jadi ngeri membayangkan sulitnya mendapat pekerjaan kelak. Daripada stress dengan kompetisi yang ada saat ini, mendingan kita melakukan kompetisi dengan diri sendiri.

Apa lagi neh?

Kompetisi dengan diri sendiri adalah “hari ini kita harus menjadi lebih baik dari hari kemarin”. Setiap hari kita mengukur kemajuan diri sendiri. Sudahkah aku menjadi lebih sabar dari hari kemarin, lebih berani jujur dari hari kemarin, lebih rajin dari hari kemarin, dan seterusnya. Berkompetisi dengan diri sendiri merupakan tantangan terbesar dalam hidup. Kalo kita bisa berhasil mengalahkan diri kita yang kemarin, hal itu jauh lebih hebat daripada memenangkan kompetisi apapun lainnya. Jadi beranikah kamu melakukannya mulai hari ini?

Selasa, 14 September 2010

KACAMATA

Baik atau buruk itu tergantung dari cara kita memandang. Masalah bisa menjadi buruk tapi bisa juga menjadi baik, itu juga tergantung dari cara kita memandang. Lihatlah hal yang baik dengan cara pandang yang buruk, maka hal itu akan terlihat sedemikian negatif. Sebaliknya, lihatlah hal yang buruk dengan cara pandang yang baik, secara mengejutkan kita akan melihat hal-hal yang positif.

Dean Black menceritakan dua kisah nyata mengenai hal ini dalam buku Frogship Perspective. Seorang pemain bola basket berbakat, ketika berusia 16 tahun kehilangan kedua kakinya dalam sebuah kecelakaan. Ini hal yang buruk bagi Curt Brinkman, pebasket muda tersebut yang akhirnya menjadi atlet kursi roda terkenal. Ia berkata, “Segera sesudah kecelakaan itu saya bangkit. Saya justru tidak tahu seperti apa kalau kaki saya masih ada.” Seorang pria setengah baya melihat kembali dari kebutaan matanya semenjak lahir. Lalu seorang psikolog yang menanganinya berkomentar tentang mantan pria buta ini, “Waktu buta, dia hebat sekali. Tapi waktu dia sembuh, prestasinya merosot drastis, bahkan seperti orang bodoh.” *

Bagi kita kehilangan kedua kaki adalah masalah besar, tapi bagi Curt Brinkman justru adalah kunci kesuksesan. Bagi kita mendapat kembali penglihatan adalah hadiah, tapi bagi pria separuh baya tersebut adalah masalah besar. Mengapa bisa demikian? Ini bukan soal masalahnya, tapi soal bagaimana kita melihat sebuah masalah. Perlu saya tekankan sekali lagi, lihatlah hal yang baik dengan cara pandang yang buruk, maka hal itu akan terlihat sedemikian negatif. Sebaliknya, lihatlah hal yang buruk dengan cara pandang yang baik, maka kita akan melihat hal-hal yang positif.

Apakah hari ini kita sedang mengalami masalah? Bagaimana cara kita memandang masalah tersebut? Tuhan selalu mengajar agar kita melihat segala masalah dari sudut pandang yang positif. Ini seperti orang yang memakai kacamata. Memakai kacamata hitam akan membuat obyek yang paling terangpun akan terlihat gelap. Jadi jika hari ini hidup Anda terlihat begitu suram dan gelap untuk dijalani, jangan-jangan yang salah adalah kacamata Anda.


Lihatlah setiap masalah yang paling buruk sekalipun dengan kacamata positif.

Starting Over with Handel


George Frederick Handel mungkin adalah komponis yang namanya tidak seterkenal Mozart atau Beethoven. Namun Anda semua pasti mengenal lagu ‘Halleluyah’, atau lebih tepatnya opera ‘The Messiah’. Lagu ini adalah masterpiece Handel. Seorang penulis biografi Handel menulis, "karya tersebut akan tetap menjadi karya terbesar dalam sejarah penggubahan lagu/musik. Mungkin untuk selamanya".

Handel sebenarnya sudah mulai terkenal sejak usia 8 tahun. Sejak usia itu ia sudah mahir bermain organ dan pernah tampil di depan Pangeran Frederick III dari Berlin. Bahkan kota-kota besar di Eropa juga pernah disambanginya. Namun nama besar bukanlah jaminan. Karena situasi, Handel kehabisan uang, nyaris bangkrut dan antusias penonton tak lagi berpihak padanya. Itu makin diperparah oleh kesehatannya yang semakin memburuk (terkena stroke hingga tangan kanannya lumpuh). Meski akhirnya bisa disembuhkan, Handel memutuskan untuk pensiun dari dunia musik yang telah membesarkannya.

Empat bulan setelah konser perpisahannya, seorang bernama Charles Jennings memberikan sebuah buku musik kepada Handel. Buku itu ditulis berdasarkan kehidupan Yesus. Tak disangka ternyata buku itu mampu mengubah hidup Handel. Ia pun menulis karya-karyanya lagi. Kreativitasnya mengalir terus menerus selama 21 hari tanpa henti dan dalam waktu tiga minggu itu, ia berhasil merampungkan ‘Messiah’ setebal 260 halaman, dengan bobot karya yang tak tertandingi.

Nama besar Handel sempat menjadi contoh sebuah kegagalan. Namun itu bukanlah penghambat untuk seseorang kembali bangkit dan menjadi sukses. Gagal bukanlah aib, kita bisa berkali-kali gagal, namun apakah kita bisa bangkit lagi atau tidak itu intinya. Mungkin sekarang kita sedang terpuruk akibat sesuatu yang kita lakukan atau alami. Namun dari situ, bukan mustahil akan muncul karya masterpiece kita. Asalkan kita berani untuk memulai lagi dan siap menanggung risiko, sukses tentu akan bisa diraih.

Terpuruk tidaklah buruk, berani bangkit akan melejit

Senin, 13 September 2010

Indoktrinasi

Indoktrinasi adalah sebuah proses yang dilakukan berdasarkan satu sistem nilai untuk menanamkan gagasan, sikap, sistem berpikir, perilaku dan kepercayaan tertentu. Praktik ini seringkali dibedakan dari pendidikan karena dalam tindakan ini, orang yang diindoktrinasi diharapkan untuk tidak mempertanyakan atau secara kritis menguji doktrin yang telah mereka pelajari. Instruksi berdasarkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan, khususnya, tak dapat disebut indoktrinasi karena prinsip-prinsip dasar ilmu pengetahuan menuntut evaluasi diri yang kritis dan sikap bertanya yang skeptis terhadap pikiran sendiri.

Indoktrinasi merujuk kepada serangkaian kegiatan yang berbeda-beda, sehingga upaya mencari definisi yang tunggal menjadi sulit. Di bidang psikologi, sosiologi, dan penelitian pendidikan, istilah-istilah yang lebih tepat seringkali lebih dipilih, termasuk (namun tak terbatas pada): sosialisasi, propaganda, manipulasi, dan cuci otak.

Indoktrinasi agama merujuk kepada ritual peralihan yang tradisional untuk mengindoktrinasi seseorang ke dalam suatu agama tertentu dan komunitasnya. Kebanyakan kelompok agama mengajarkan anggota-anggotanya yang baru tentang prinsip-prinsip agama tersebut. Hal ini biasanya tidak disebut sebagai indoktrinasi karena konotasi negatif kata tersebut. Agama misteri membutuhkan suatu masa indoktrinasi sebelum seseorang dapat memperoleh akses kepada pengetahuan esoterik.

Noam Chomsky menyatakan, "Bagi mereka yang gigih mencari kemerdekaan, tak ada tugas yang lebih mendesak daripada memahami mekanisme dan praktik-praktik indoktrinasi. Semuanya ini mudah ditemukan dalam masyarakat-masyarakat totaliter, namun lebih sulit dalam sistem 'cuci otak di dalam kebebasan' yang menguasai kita semua dan yang seringkali kita layani sebagai alat-alat yang suka rela atau yang tidak menyadarinya."

Robert Jay Lifton berpendapat bahwa tujuan dari frasa atau slogan-slogan seperti "darah untuk minyak," atau "sikat dan lari," tidak dimaksudkan untuk melanjutkan percakapan yang reflektif, melainkan menggantikannya dengan frasa-frasa yang menggugah emosi. Teknik ini diisebut klise pembunuh pikiran.

Jumat, 16 Juli 2010

BERPIKIR BIJAK

Mengapa beberapa orang berhasil mencapai kesuksesan dan mengapa beberapa diantaranya mengalami kegagalan? Apa yang membedakannya? Tak lain adalah cara kita berpikir! Disadari atau tidak, apa yang kita lakukan selalu bertolak dari bagaimana cara pikir kita. Jika kita mampu berpikir secara benar, maka kita akan berhasil.
Sebaliknya, jika cara pikir kita keliru, kita pun akan gagal. Bagaimana cara kita berpikir selama ini? Beberapa pertanyaan berikut mungkin akan membantu kita melakukan intropeksi diri.


  1. Berpikir kecil untuk jangka pendek atau berpikir menurut gambaran besar untuk jangka panjang?
  2. Berpikir pasif atau berpikir dengan cara yang kreatif?
  3. Berpikir sendiri atau berpikir bersama?
  4. Berpikir melantur atau berpikir secara terfokus?
  5. Berkhayal atau berpikir realistis?
  6. Berpikir acak atau berpikir strategis?
  7. Berpikir sempit atau berpikir penuh kemungkinan?
  8. Berpikir menurut pandangan umum atau berpikir lain dari biasanya?
  9. Berpikir egois atau berpikir untuk kepentingan bersama?
  10. Bertindak baru berpikir atau berpikir baru bertindak?

Kalau sekarang ini kita belum sukses, mungkin itu disebabkan cara berpikir kita yang keliru. Apa yang kita pikirkan menentukan siapa kita. Siapa kita menentukan apa yang kita perbuat. Apa yang kita perbuat menentukan takdir kita. Takdir kita menentukan warisan kita. Jadi, semuanya dimulai dari pikiran kita. James Allen pernah berkata dengan bijak soal pikiran, “Hari ini Anda berada ke mana pikiran Anda telah membawa Anda. Besok Anda akan berada ke mana pikiran Anda membawa Anda.” Inti dari semua yang kita bicarakan adalah milikilah pikiran Kristus. Pikiran Kristus lah yang akan membuat kita mencapai kesuksesan.

Kehidupan ini terdiri dari apa yang dipikirkan seseorang setiap harinya. - Ralph W. Emerson

Kamis, 15 Juli 2010

KOMITMEN

Bagi banyak orang, komitmen berarti hilangnya kebebasan, harus menderita, takut membuat keputusan yang keliru takut rugi, dan banyak hal negatif lainnya.

Untuk bisa memiliki hubungan yang sukses dengan orang lain kita harus tahu ciri komitmen manusia, contohnya kita harus tahu bahwa komitmen tidak begitu berkaitan dengan pikiran, perasaan, hasrat, dan opini kita.. komitmen bukanlah suatu kemampuan yang misterius, bukan seperti "kekuatan kehendak" atau "disiplin diri" yang dimilki orang tertentu saja.

Komitmen sejati adalah kita yang memelihara janji kita tanpa peduli keadaan kita. Ini berarti sebuah janji tanpa syarat untuk hidup secara konsisten dengan ucapan kita. Ini adalah keputusan untuk selalu bangkit melampaui pikiran, perasaan, suasana hati, dan situasi; dan ini berarti menangani masalah atau konflik apapun dengan cara yang membangun, dan bukannya menghancurkan, kualitas hubungan kita.

Sebagai contoh, dua orang bisa berinteraksi selama beberapa waktu, tetapi jika merasa tidak punya komitmen yang tersirat atau tersurat satu sama lain, maka mereka tidak membangun sebuah hubungan. Ketika komitmen dari salah satu atau keduanya lenyap, hubungan itu akan lenyap pula, walau orangnya msih bersama-sama.

Alasan mengapa komitmen begitu penting bagi kita adalah karena pada hakikatnya di sanalah semua hubungan kita dibangun. Sebuah hubungan adalah sebuah proses yang mengalir dari janji setiap orang yang terlibat. Ini tidak mengalir dari pikiran, perasaan, kebutuhan, atau hasrat, meski semua itu penting.

Sabtu, 10 Juli 2010

KRITIS

Berfikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan,menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.


Supaya bisa berfikir secara kritis melibatkan suatu rangkaian yang terintegrasi tentang kemampuan dan sikap berfikir, berfikir secara aktif dengan menggunakan intelegensia, pengetahuan, dan ketrampilan diri untuk menjawab pertanyaan, dengan cermat menggali situasi dengan cara mengajukan pertanyaan dan menjawab dengan relevan, berfikir untuk diri sendiri dan secara cermat menelaah berbagai ide dan mencapai kesimpulan yang berguna, mendiskusikan ide kedalam suatu cara yang terorganisasi untuk pertukaran dan menggali ide dengan orang lain. Sebagai seorang profesional berfikir kreatif harus selalu melihat kedepan, profesional tidak boleh membiarkan berfikir menjadi sesuatu yang rutin atau standar. Seorang yang berfikir dengan cara kreatif akan melihat setiap masalah dengan sudut yang selalu berbeda meskipun obyeknya sama, sehingga dapat dikatakan, dengan tersedianya pengetahuan baru, seorang profesional harus selalu melakukan sesuatu dan mencari apa yang paling efektif dan ilmiah dan memberikan hasil yang lebih baik untuk kesejahteraan diri maupun orang lain. Proses berfikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki kita menjadi lebih mampu untuk membetuk asumsi, ide-ide dan menbuat simpulan yang valid. Semua proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berfikir dan belajar


Komponen Berfikir Kritis

1. Dasar Pengetahuan khusus

Komponen pertama berfikir kritis adalah dasar pengetahuan khusus seorang profesional. Dasar pengetahuan ini beragam sesuai dengan profesi yang dijalani dan pendidikan tambahan yang harus dicari maupun ditempuh.

2. Pengalaman

Pengalaman memberikan suatu sarana untuk menguji pengetahuan keprofesionalan . seorang professional harus mengetahui bahwa pendekatan teori mempunyai landasan kerja yang penting untuk praktik tetapi harus dibuat modifikasi untuk merangkul lingkungan kerja, kualitas keunikan yang ada. Kompetensi dalam pemikiran kritis adalah proses kognitif yang digunakan profesional untuk membuat penilaian tentang profesionalisme itu sendiri.

Kompetensi berfikir kritis dibagi menjadi 3

a. Kompetensi Umum

b. Kompetensi Khusus dalam situasi kerja

c. Kompetensi khusus dalam keprofesionalan

3. Sikap

Sikap adalah adalah nilai yang diyakini terbentuk dalam bentuk pemikiran yang termanifestasi dalam sebuah tindakan.

4. Tanggung gugat

Tanggung gugat adalah kesiapan seorang profesional mengalami tanggung gugat untuk apapun penilaian yang dibuatnya atas nama pekerjaan terhadap segala sesuatu tindakanya atau keputusannya.

5. Berfikir mandiri

Berfikir Mandiri adalah inti dari riset ,untuk dapat berfikir mandiri seseorang profesional akan berfikir dan mencari rasional serta jawaban yang logis.

6. Mengambil Resiko

Seorang profesional harus rela ide-idenya ditelaah dan harus dapat menerima pemikiran baru dan maju, Perlu dibutuhkan keyakinan dan niat serta kemauan untuk mengambil resiko apa yang salah dan dan untuk kemudian melakukan tindakan didasarkan pada keyakinan yang didukung fakta dan bukti yang kuat.

7. Kerendahan Hati

Penting untuk mengakui keterbatasan diri, pemikir kritis mengetahui ersiko yang timbul dari sebuah keputusan maupun situasi jika profesional tidak mampu mengenali ketidakmampuannya untuk mengatasi masalah yang muncul maka bias dipastikan strateginya akan mengalami kegagalan. Seorang profesional harus memikirkan kembali untuk mencari pengetahuan baru, mencari sumber informasi yang lain.

8. Integritas

Integritas pribadi membangun ras percaya diri , seorang profesional yang mempunyai integritas dengan cepat akan berkeinginan mengakui dan mengevaluasi segala ketidak konsistenan dalam ide dan keyakinanya.

9. Ketekunan

Profesional yang berfikir kritis bertekad menemukan solusi yang efektif untuk mengatasi konflik terkait dengan profesionalisme , Profesional belajar sebanyak mungkin mengenali masalah yang mungkin timbul dari profesinya .

10. Kreatif

Kreatifitas mencakup berfikir original, hal ini berarti menemukan solusi di luar apa yang dilakukan secara tradisonal.

Komponen standar dalam berfikir kritis mencakup standar intelektual dan profesional.

Jumat, 09 Juli 2010

Evaluasi Diri


Setiap orang, apakah mahasiswa atau karyawan akan diminta untuk menulis makalah tentang evaluasi diri. Namun, banyak mungkin tidak tahu cara yang benar untuk lanjut tentang hal ini. Jika Anda menghadapi dilema yang sama, berikut adalah beberapa tips untuk menulis evaluasi diri.

Apa Evaluasi Diri?

Evaluasi diri dapat dijelaskan sebagai proses dimana seseorang untuk menilai dirinya sendiri. Siswa, setelah menyelesaikan program studi tertentu akan diminta untuk menilai berapa banyak yang telah mereka pelajari selama periode tersebut. Bahkan karyawan diharapkan untuk menulis evaluasi diri untuk mendapatkan promosi atau kenaikan gaji. Dalam evaluasi diri, salah satu yang dibutuhkan untuk berbicara tentang pekerjaan yang mereka lakukan dan prestasi mereka. Adalah penting bahwa evaluasi diri merupakan refleksi jujur dari apa yang telah Anda lakukan bagi perusahaan. Tetapi banyak orang tidak nyaman tentang menulis evaluasi diri karena mereka merasa bahwa mereka membual tentang diri mereka sendiri. Meskipun evaluasi diri tidak boleh tampak seperti membual tentang diri sendiri, seseorang harus benar-benar memanjakan diri dalam pujian untuk batas tertentu. Ini perbedaan utama dari menulis artikel adalah bahwa semua fakta dan pengamatan adalah tentang diri Anda, sedangkan di artikel Anda mengambil informasi dari sumber lainnya

Cara Menulis Evaluasi Diri?
  • Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat konsep kasar prestasi Anda. Pada secarik kertas, membuat beberapa kolom dan pada pertama menulis tentang semua proyek yang telah dilakukan. Di kolom lain, menyebutkan apa yang Anda telah berkontribusi terhadap masing-masing dari mereka. Dalam kolom sebelahnya, menulis tentang jenis reaksi dan umpan balik yang Anda terima untuk setiap proyek dari atasan Anda. Ini akan menjadi dasar penghargaan diri Anda. Juga, menyebutkan beberapa penghargaan khusus Anda punya untuk setiap proyek. Setelah Anda melakukan ini, mulai menggabungkan semua kolom untuk datang dengan kalimat yang tepat. Anda pasti akan merasa mudah untuk menulis evaluasi diri Anda dengan cara ini.
  • Berikutnya hal yang harus Anda tulis tentang keterampilan yang telah dikembangkan saat bekerja di perusahaan. Anda Sebutkan kualifikasi pendidikan dan juga ada pelatihan khusus yang Anda telah mengalami untuk sebuah proyek tertentu. Menulis tentang bagaimana keterampilan ini membantu Anda dalam berbagai proyek dan juga tentang keterampilan yang Anda dapatkan saat bekerja pada proyek ini. Siswa yang menulis evaluasi diri setelah menyelesaikan kursus harus menulis tentang apakah kursus membantu mereka dalam memperoleh pengetahuan lebih banyak dan dalam pengembangan keterampilan penting tertentu.
  • Ketika Anda menulis evaluasi diri, jangan hanya bicara tentang keahlian Anda, tapi juga menyebutkan tentang bagaimana pekerjaan Anda telah mendapatkan manfaat perusahaan. Selain ini, Anda juga harus menyebutkan tentang pekerjaan yang telah Anda lakukan di luar tugas dan tanggung jawab yang sebenarnya. Hal ini juga perlu untuk berbicara tentang perubahan yang terjadi dalam perusahaan karena kerja yang dilakukan oleh Anda.
  • Dalam evaluasi diri Anda, juga penting untuk berbicara tentang rencana masa depan Anda dan tujuan. Menulis tentang apa yang Anda rencanakan untuk dirimu di masa depan datang dan tidak hanya tentang bagaimana hal itu akan meningkatkan kemajuan Anda, tetapi juga kemajuan perusahaan.
  • Siswa diminta untuk menulis evaluasi diri harus bicara tentang bagaimana pengetahuan itu telah mereka peroleh selama kursus akan diterapkan oleh mereka dalam kehidupan sehari-hari. Mereka juga harus menyebutkan rencana masa depan mereka dan apa yang menurut mereka harus menjadi tujuan berikutnya mereka atau keahlian yang mereka miliki untuk berkembang.
  • Satu hal yang sangat penting bahwa orang-orang menulis evaluasi diri harus ingat, adalah bahwa meskipun memuji diri diperlukan, jangan berbohong tentang apa-apa. Ada orang yang memiliki kebiasaan melebih-lebihkan tentang diri mereka sendiri. Namun, ini harus tegas dihindari dan satu harus menulis hanya apa yang benar.
  • Setelah Anda selesai menulis draft kasar, membacanya sekali untuk melihat apakah sesuatu harus dimasukkan atau dihapus dari konten. Memastikan bahwa evaluasi diri Anda tidak berjalan ke halaman, bukan ti harus hanya halaman. Setelah Anda menulis ulang seluruh hal lagi, mintalah salah satu teman Anda atau kolega untuk membaca dan memberikan umpan balik yang benar tentang apakah evaluasi diri tampak asli dan relevan.
Menulis evaluasi diri merupakan tugas penting, lebih jadi jika memiliki kemampuan untuk mempengaruhi Anda pengembangan karir . Jangan terburu-buru atas evaluasi diri Anda untuk menyelesaikannya secepat mungkin. Anda harus mengambil waktu yang cukup (minimal seminggu) untuk menyelesaikan semuanya. evaluasi diri Anda harus mencerminkan kemajuan Anda dan prestasi dengan cara jujur.