Rabu, 09 Juli 2014

KAMU...

Kamu adalah seorang wanita yg sangat spesial yg diciptikan Tuhan.

Kamu adalah obor yg terus menyala dalam gelapku.

Kamu adalah simponi yg syadu yg muncul dalam lagu-laguku yg fals.

Kamu adalah obat dalam segala penyakitku.

Kamu adalah pelangi yg muncul setelah hujan badai.

Kamu adalah genangan air yg aku temukan di saat aku berjalan mengarungi gurun pasir.

Kamu adalah hujan yg dinanti di saat gersang yg kurasa disepanjang hidupku.

Kamu adalah detik yg memaksaku untuk terus berjalan ke depan.

Kamu adalah pelabuhan yg indah yg sebelumnya tdk pernah aku temukan dalam perjalananku mengarungi samudra.

Kamu adalah logam 500 rupiah yg aku temukan di saat aku benar-benar tdk punya uang.

Kamu adalah kamu yg unik, yg dapat memotivasiku untuk bisa berjalan terus ke depan.

Kamu adalah alasan kenapa aku harus tetap berjuang dalam hidup.

Kamu adalah jawaban dari semua doaku.

Kamu adalah sumber kekuatanku di saat aku tejatuh, lemah, & tak berdaya.

Kamu adalah karya terbesar Tuhan yg harus tetap aku jaga.

Kamu segalanya dalam hidupku.

Rabu, 02 Juli 2014

Suka Duka Pribadi Supel / Aktif

Banyak orang mengira jadi orang yg supel, aktif, dan komunikatif itu asik, punya banyak teman & relasi. Pada dasarnya supel memang menguntungkan, kita bisa trus menambah wawasan dan relasi tentunya. Selain itu kita bisa terus selalu update tentang apa saja tanpa takut ketinggalan informasi. Alangkah senangnya bisa menjadi supel, kita dapat selalu membantu teman yg membutuhkan. Pribadi yg supel pada dasarnya adatkah pribadi yg tidak pernah membatasi dirinya dari sgala pergaulan.
Tapi nyatanya, tidak semuanya selalu indah untuk menjadi pribadi yg supel. Gua sering sharing dengan teman2 yg memiliki kepribadian supel. Dan rata2 kita semua sependapat.
Di balik kecerian pribadi yg supel bnyak memendam permasalahan yg bnyak teman kita tdk tahu.
Pribadi yg supel terkadang slalu ada untuk teman2 yg membutuhkan. Namun sebaliknya, pribadi yg supel trkadang slalu susah mencari teman di saat dy sedang butuh.
Bahkan terkadang jasa2 orang yg supel gampang dilupakan bgitu saja.
Kita tidak pernah tau, barangkali orang yg supel mengorbankan suatu hal yg mgkin sbnernya penting buat dirinya, namun dy lebih memilih untuk membantu temannya yg kesusahan.
Terkadang ego kita memang besar, tp apa salahnya jika kita bisa belajar memahami permasalahan seseorang di balik keceriaannya.

Sabtu, 26 April 2014

BICARA DIKIT TENTANG PENYESALAN

Ada beberapa ilutrasi menarik yg pernah gua baca, namun ilutrasi yg mau gua tulis ini berbeda dari yg lain menurut gua.
Beberapa dari kita mungkin sudah tahu kalau Aristoteles adalah murid Plato, pada satu hari Plato mengajak Aristoteles ke perkebunan yg penuh dengan bunga2 yang indah. Plato memberi instruksi kepada Aristoteles untuk berjalan menyesuri perkebunan tersebut dan menyuruh Aristoteles untuk memetik 1 bunga yang paling indah di sepanjang penyusurannya dengam syarat Aristro tidak diperbolehkan untuk kembali ke belakang dan benar harus tetap menuju ke depan.
Setelah memdengar instruksi tersebut, Atisto segera berjalan menyusuri kebun itu. Dan sampai pada akhirnya Aristo sampai di ujung kebun yg penuh dengan bunga2.
Namun ada kejanggalan di sini, Aristo ternyata tidak membawa bunga yg telah di instruksikan oleh Plato. Plato pun bertanya pada Aristo, mana bunga yg menurutmu paling indah? Apa dari sekian banyak bunga di kebun itu tidak ada yg indah bagimu?
Aristo pun menjawab, Sesungguhnya aku sudah menemukan bunga yg indah, namun aku berpikir mungkin di depan akan muncul lagi bunga yg lebih indah, namun pada kenyataannya aku tidak menemukannya lagi, aku sungguh sangat menyesal tidak memetik bunga yg aku temukan tadi.
Oke fine, cukup ilustrasinya. Apa yg bisa dijadikan pelajaran dalam ilustrasi Plato dan Aristoteles tersebut?.
Dalam ilustrasi ini gua bisa belajar untuk tidak menyia-nyiakan peluang yg ada di depan mata, jangan tunda untuk menyelesaikannya atau nanti penyesalan yg akan datang. Karena waktu akan terus berjalan tanpa kita tahu perhentiannya. Peluang tentunya tidak akan bisa diprediksi kapan waktu kemunculannya, satu yg pasti, jangan remehkan seberapa besar atau kecil peluang tersebut. Karena hal yg kecil bisa berdampak pada hal yg besar.

Gua punya cerita yg gua ambil dari pengalaman gua sendiri, dimana gua menyianyiakan kesempatan yg seharusna gua tau itu gak akan bisa terulang lagi nantinya. Gua dulu pernah punya pasangan yg menurut gua bener2 hampir mendekati sempurna. Sebenarnya gua cukup lama ngejalanin hubungan dengan dy, jarang banget gua punya masalah dalam hubungan kita. Tapi karena satu hal masalah yg bener2  sepele, gua dan dy akhirnya putus. Hampir 1 bulan gua ud putus sama dy, sampai pada akhirnya dy ngajak gua balikan (satu hal yg ekstrim buat wanita ) apalagi dy ngomongnya di depan umum dan pada waktu itu cukup banyak temen2 gua dan dy, tapi karena gua masih kpikiran sama hal sepele yg bikin kita putus, gua kekeuh buat ga mau nyambung lagi.

Saat itu gua ngerasanya biasa aja sih, gua mikir,"ntar jg dapet gantinya". Tapi pada kenyataannya? Haha, sampai saat ini gua ga pernah punya pasangan yg bisa bertahan lama, 3 bulan itu umur yg paling lama. Setelah dari dy pun bisa di hitung dengan jari di satu tangan jumlah wanita yg mampir jadi pasangan, tp ya gitu, semua ga berjalan lama. Terkadang, gua sempet nyesel sama kepetusan gua dulu, kenapa dulu gua sia-siakan dy. Mau coba buat ngehubungin dy aja susahnya minta ampun, apalagi yg gua denger dr kabar burung dy udh mau nikah dalam waktu dekat ini hahaha. Ciyaan ~~

Nah, ilutrasi Plato tadi sdikit banyak hampir sama kaya pengalaman gua ini. Intinya, jangan sekali-sekalinya kita sia - siakan peluang yg ada di depan mata. Mau seberapa besar peluang itu, sikat terus!! Jangan sampai penyesalan yang sikat kita nantinya. Syukur2 peluang itu bakal muncul lagi, kalo engga? Kita gak akan tahu men nanti kedepamnya kita bakal gimana, kita bakal jadi apa, kita bakal makan apa besok, ga ada yg tau, makanya maksimalin apa yg bisa dilakukan di depam matamu. Toh kalo nanti hasilnya begitu2 aja, satu hal yg harus perlu kita tanamkan, tetap "BERSYUKUR".

Sabtu, 22 Maret 2014

TERSERAHLAH APA JUDULNYA

Mengapa Tuhan menciptakan perbedaan? suatu pertanyaan yg banyak orang bisa menjawab dengan mudahnya. Namun tidak mudah bagiku untuk menjawab pertanyaan ini. Memang perbedaan jika disatukan akan menjadi suatu kesatuan yang indah, itupun harus dengan syarat. Pasti harus ada yang mengalah akan perbedaan yang mereka anut. Logika itu sungguh sangat mudah untuk ditulis, namun sangat berbeda rasanya jika dilakukan.

Perbedaan seharusnya bisa diartikan sebagai karunia Tuhan supaya kita bisa saling mengalah akan satu sama lain. Namun seiring berjalannya waktu, perbedaan justru menjadi penguat seseorang untuk mempertahankan egonya. Dengan egonya itu lah aggresifitas tercipta, kehancuran semakin mendekat. Tidak ada lagi orang yang bisa mengalah akan apa yang dipercayainya.

Kenapa Tuhan menciptakan banyak kepercayaan di dunia ini? Toh, yang dipuja adalah Ia seorang. Kita mempercayai akan Tuhan yang sama namun berbeda cara. Perbedaan cara itu bisa berdampak besar dalam setiap aspek kehidupan manusia di dunia ini.

Habis sudah kata-kataku mengenai perbedaan ini. Sesungguhnya aku sudah cukup lelah untuk memikiran hal ini, namun semakin aku ingin melupakan hal ini, semakin sering pula hal ini terlintas di pikiranku. Satu hal yang hanya bisa aku lakukan, yaitu bersabar dan selalu bersabar. Pada dasarnya aku tahu, kesabaranku ini bukanlah solusi yang tepat untuk menyelesaikan semua tekanan yang ada dalam hidupku. Melupakanmulah adalah solusi yang sangat brilian untuk mengakhiri semua ini.

Namun, butuh pengorbanan yg tidak sedikit harganya untuk bisa melupakanmu. Dan pada nyatanya sampai sekarangpun aku masih belum sanggup membayar mahalnya rasa pengorbanan itu. Selama ini, aku hanya bisa terdiam di balik semua yang aku rasakan. Sungguh sangat tersiksa di balik ku berdiam diri ini, aku selalu melihat dirimu bahagia namun bukan karenaku melainkan karenanya.

Terkadang aku selalu mencari celah sesaat di mana engkau bersedih, supaya aku bisa memberi kebahagiaan kepadamu, walaupun aku tahu itu tak akan berlangsung lama. Sesungguhnya bahagiamu adalah senyumku, sedihmu adalah deritaku. Mungkin kamu tak menyadari apa yang aku rasakan, karena kesedihanmu hanya berlangsung sekejap dan langsung berganti lagi dengan kebahagian, dan di saat itu lah aku kembali berdiam diri kembali yang hanya bisa mengamatimu dari kejauhan. Dan saat engkau mulai terjatuh kembali, aku akan selalu sigap untuk mengulurkan tanganku padamu supaya engkau bangkit lagi.

Aku tahu, hal ini akan terus menerus terjadi dalam hidupku, sampai aku memutuskan harus mengalah. Mengalah sendiri buatku merupakan keputusan yang sangat sulit bagiku. Banyak dampak yang akan timbul dari keputusanku untuk mengalah.

Ini semua adalah konsekuensiku karena aku sudah berani mencintaimu. Andai saja perbedaan dapat dengan mudah dijadikan sama...

Sampai saat ini aku masih mencari jawaban tentang teka teki Tuhan mengapa menciptakan perbedaan, cinta, dan tentunya kamu.

Semoga sesuatu yang indah akan aku dapatkan dari semua teka teki yang Tuhan berikan ini.

Jumat, 24 Januari 2014

GAK SEMUA PENYESALAN ITU RASANYA PAHIT (part 1)


9 Semester udah gua jalanin masa perkuliahan gua, kurang lebih hampir 5 tahun gua abisin hidup gua di Depok buat yang namanya kuliah. Sampai saat ini juga gua masih belum tahu sampai kapan gua bakal terus menerus seperti ini. Awalnya gua pikir kuliah itu keren, bisa jadi pegangan gua saat berkarir nanti. Tapi kenyataannya, gak semuanya seperti yang gua pikirkan. Emang sih awalnya kelihatan keren, dari yg sebelumnya kita mencari ilmu dengan menggunakan seragam yg hampir semua temen kita pakai berubah menjadi mencari ilmu dengan dandanan yg kita suka, tentunya dengan uang saku yg jauh lebih banyak dibanding saat kita dulu mencari ilmu tapi berseragam.

Sekarang, udah bukan waktunya buat gua berpedoman sama pemikiran seperti itu. Gila bro, semester 9 gitu loh.. Di saat semuanya harus berubah. Untuk saat ini gua ngerasa mungkin udah cukup gua berada di zona nyaman gua. Setiap malam gua selalu merenung tentang apa sih yang sebenernya gua cari dalam hidup ini. Di saat semua temen – temen gua udah pada sibuk dengan aktifitasnya masing-masing, ada yang lagi fokus skripsi, ada yang udah kerja, ada yg udah nikah malah, dan ada juga yang malah luntang lantung gk jelas.

Selalu tersirat di benak gua rasa penyesalan gua tentang perkuliahan gua, nyesel gua bro gua buang waktu gua 5 tahun ini Cuma buat gini – gini aja. Semakin bertambah umur kita semakin bertambah juga tekanan kita dalam menjalani hidup ini. Tekanan yg gua dapet banyak banget macemnya. Mulai dari tekanan keluarga yg selalu nanya kapan lulus, tekanan secara gak langsung dari temen2 kita yg udah pada wisuda, dan yg paling ngena adalah tekanan akan kebutuhan duit. Di umur yg hampir masuk 23 ini rasanya malu buat gua masih minta – minta ke bonyok. Pengen kerja tapi gua masih terikat sama kuliah gua. Gua cuma mahasiswa tingkat akhir yg gua sendiri gak bisa memprediksikan kapan gua lulus.

Di tulisan gua yg sekarang gua bukan mau share tentang tekanan2 itu, tapi di sini gua mau share tentang di balik penyesalan-penyesalan gua ini masih ada bagian – bagian yg indah yg masih bisa gua ambil buat pedoman hidup gua.

Lu semua harus tekanin dalam diri lu masing2, “Dibalik penyesalan masih ada hikmah yg bisa kita ambil untuk masa depan”. Ok, gua nyesel sama hasil perkuliahan gua selama hampir 5 tahun ini. Tapi ga semua dalam 5 tahun itu gua lewatin Cuma buat kuliah. Di dalam prosesnya, gua banyak mendapat pengalaman yg secara gak langsung datang dengan sendirinya. Dan penalaman2 inilah yang seharusnya lebih dominan untuk gua jadiin pedoman dalam hidup gua. Ada pepatah mengatakan pengalaman adalah ilmu. Kata2 itu memang benar adanya, untuk terus berjalan ke depan, kita ga boleh ngelupain begitu aja apa sudah kita lewati.

Gua mau menuliskan beberapa pengalaman yang udh gua lewati dalam masa perkuliahan gua. Untuk yang pertama mungkin tentang awal menjalin pertemanan kali ya. Jujur gua buta masuk Universitas Gunadarma. Sama sekali gak ada orang yg gua kenal saat pertama2 gua masuk kuliah, salah masuk kelaspun gua pernah ngerasain di semester gua yg pertama. Tapi gua orangnya supel, siapa aja gua ajak kenalan, sampai2 OB kampuspun gua ajak kenalan. Tapi sayang gua ketemu OB itu Cuma beberapa kali, dan gua harusnya patut berterima kasih sama dy yg udah jelasin tentang isi kampus itu kaya gimana (maklum gak ikut ospek). Waktu demi waktu udah gua laluin, gua udah mulai banyak temen di kelas. Tapi gua gak mau cukup sampai di situ, gua pengen kenal sama semua orang yg berkecimpung di fakultas gua. Awalnya gua mau kenal sama semua orang2 yg satu fakultas sama gua, yg pasti gua harus mulainya dari angkatan gua sendiri. Bermodal muka tebal gua coba cari info jadwal kelas lain yg satu angkatan sama gua. Setelah itu gua coba iseng masuk kelasnya dengan harapan ada 1 – 2 orang yg nyambung sama gua. Tapi hasilnya nihil, gua malah di kira senior mereka yg ikut pengulangan kelas di kelas mereka, yg ada mereka pada segan sama gua, kalo keadaannya seperti itu yg ada bukan nyambung malah gua merasa kaya jadi kaum minoritas yg di jauhin.

Setelah kejadian tersebut, gua mulai berpikir panjang lagi, udahlah buat apa gua kenal anak kelas lain, toh kelas gua udh pada asik orangnya. Sampai pada akhirnya di kelas gua ada anak yg satu kosan sama anak dari kelas lain yg satu angkatan juga sama kita sebut aja V. Gak sengaja gua main kekosannya, ternyata obrolan kita nyambung, dari obrolan A sampai Z gua kok malah pengen ya nyatuin ini angkatan supaya pada kenal semua. Karena gua punya prinsip semakin banyak kenalan semakin banyak pula ilmu yg gua dapet. Saat gua cerita pengen nyatuin ini angkatan, si V ini dengan antusias mau bantu buat ngeGolin visi gua.

Dari sinilah gua mulai sedikit demi sedikit bisa kenal sama temen2 satu angkatan gua. Tapi buat nyatuin kita semua di satu tempat untuk ngumpul bareng2 itu ga gampang bro. Waktu dan Tempat jadi pengahalang besar buat kita bisa ngumpul. Tapi gua gak patah semangat gua cari celah gimana caranya supaya kita bisa ngumpul. Dan pada akhirnya gua dapet cara itu. Olahraga bareng adalah senjata yg sangat mempan buat kita bisa kumpul bersama. Awalnya kita Cuma main basket kecil2an yg Cuma diikuti sebagian temen 2 kelas dari 5 kelas yg ada di angkatan gua. Hasilnya gak mengecewakan, kita langsung jadi akrab satu sama lain. Kegiatan ini secara rutin kita lakuin setiap minggunya untuk menjalin suatu relationship yg harmonis. Tapi kalo Cuma hanya di basket kita gak akan berkembang, karena gak semuanya bisa olahraga ini. Kita bareng2 coba improve pertemuan kita gak hanya sekedar dengan basket. Futsal & Billiard adalah beberapa alternatif untuk kita bisa mengembangkan pertemanan kita gak gitu2 aja. Dan Hasilnya, 5 kelas yg ada di angkatan gua semuanya saling kenal hanya dalam waktu kurang dari 1 semester.

Di semester kedua, gua mulai sedikit demi sedikit kenal sama senior2. Saat itu senior2 pada dateng ke kelas untuk ngasih beberapa informasi tentang kegiatan2 yg akan di agendakan oleh BEM Psikologi. Gua cukup interest saat salah satu senior menawarkan kami untuk menjadi volunter dalam suatu kegiatan olahraga antar angkatan (LIPSI). Dengan semangat gua bersedia jadi itu yg namanya volunter. Informasi yg gua dapat saat menjadi volunter cukup banyak yg bisa gua salurin ke temen2 satu angkatan gua. Di sini gua mempunyai 2 peran, yg pertama sebagai volunter untuk memastikan acara berjalan mulus sesuai rencana. Yang kedua gua berperan untuk mempersiapkan angkatan gua buat membentuk tim futsal dalam acara tersebut.

Di peran yg pertama, mungkin buat gua bukan jadi tantangan yg berarti kali ya, karena gua hanya sekedar membantu jalannya acara. Tapi di peran yg kedua, tantangan gua dapetin. Lagi ngumpul2in temen2 satu angkatan gua. Untuk ngumpul, mungkin udah bukan jadi perkara susah, tapi untuk nyatuin visi kita masing dalam sebuah komunitas kecil (angkatan/tim) itu adalah sebuah tantangan. Gua berprinsip kita harus gak Cuma bisa berkumpul, kalo bisa ya menjuarai kegiatan tersebut. Dengan segala kerumitan yg kita dapat, akhirnya kebentuklah 2 tim yg siap untuk mengikuti LIPSI. Gua bilang ke temen2, ini adalah moment yang pas buat kita bisa kompak mulai dari 1PA01 sampai 1PA05. Caranya seperti apa? Di dalam tim kami ada perwakilan setiap kelas, dari situ kita mewajibkan diri kita masing2 untuk bawa setidaknya 15 orang dari kelas kita masing2 untuk dapat hadir di acara LIPSI ini. Dan secara kebetulan tim kami berhasil melaju sampai ke babak final LIPSI, step by step angkatan gua mulai kelihatan batang hidungnya, dari pertandingan pertama mungkin hanya 3-5 orang tiap kelas yg datang, sampai pada akhirnya di final yg gua lihat, hampir setiap kelasnya dihadiri setidaknya 20 orang lebih. Suatu moment yg luar biasa yg pernah terjadi di hidup gua.

Begitu senangnya gua melihat interaksi yg terjadi pada waktu itu, bukan hanya orang yg dalam satu kelas saja yg berinteraksi namun antar kelas. Suatu pemandangan yg cukup membuat gua terharu. Sampai pada akhirnya moment juara kita dapatkan. Bukan juaranya yg gua banggakan, namun satu hal yg akan selalu gua ingat yaitu saat semua ikut merayakan kemenangan kami bersama, tak ada rasa sungkan untuk saling berpelukan, bersalaman, bernarsis ria, dan bahkan berjoget2 gila. Padahal kita semua baru kenal kurang lebih 2 bulan. Bahkan ada yg baru kenal di saat moment itu berjalan. Dari sini gua yakin banget kalo gua bakal punya angkatan yg solid, kompak, & yang pasti punya rasa kekeluargaan yg harmonis.

Saat ini gua bukanlah seperti gua yg ada di moment yg gua ceritakan itu. Gua adalah mahasiswa tingkat akhir yg masih luntang lantung gak tau gua kapan lulusnya. Sempet gua ngeluarin air mata karena apa yg gua laluin berlalu begitu cepat. Air mata gua ini bukan berarti tanpa sebab, air mata ini turun dikarenakan rasa haru gua sama angkatan gua ini.

Di masa kita yg sekarang apa yg gua ceritakan tadi hanya akan jadi kenangan yg indah tentunya buat di ceritain. Siapa yang tahu, orang yg sedang merayakan kemenangan Lipsi kita yg pertama itu udah berguguran satu per satu. Gugur demi sebuah gelar yaitu S.psi.

Dari cerita gua di atas, pengalaman yg gua bisa ambil sebagai ilmu antara lain adalah “Kenal banyak orang itu banyak keuntungannya”. Kenapa gua bilang seperti ini? Kita boleh aja lulus dengan rentang waktu yg cepat, namun dalam prosesnya kita hanya kupukupu (kuliah pulang2). Apa yg bakal kita dapet? Cuma gelar S.psi aja kita dapet. Tapi kalo kita lulus dengan begitu banyak relasi yg kita dapet, hasilnya akan berbeda, bukan hanya gelar doang yg kita dapet, tapi bagaimana cara kita mengaplikasikan semua ilmu yg kita dapet dalam dunia nyata juga kita dapat. Psikologi adalah ilmu dimana interaksi adalah akar dari semuanya. Lu lulus dengan cara kupukupu? Apa yg bisa di banggakan? Cari kerja aja lu mungkin bakal mengandalkan sebuah laptop dan internet buat dapetin informasinya. Tapi sebaliknya. Semakin banyak relasi, smakin banyak informasi yg lu dapet dengan sendirinya  (termasuk kerja).

Saat ini gua mau posting pengalaman gua tentang angkatan gua dlu, masih banyak pengalaman2 yg mau gua posting di blog ini, mulai dari pengalaman yg bahagia sampai yg pahit. Mulai dari pengalaman gimana rasanya punya banyak temen yg begitu care sama kita sampai ke temen yg masa bodo sama kita. Selain itu pengalaman tentang gimana rasanya punya temen yg mempunyai banyak sifat dan watak yg bervariasi. Tentunya semua itu adalah pengalaman yg gua rasain selama gua menjadi mahasiswa faklutas PSIKOLOGI universutas GUNADARMA .

To be Continue.....