Jumat, 22 Oktober 2010

Be Your Self

Kita sering mendengar kalimat populer “Be Your Self!”, apa yang ada di benak kita ketika mendengar kalimat tersebut? Apakah arti menjadi diri sendiri? Banyak orang mengartikan kalimat be your self dengan pemahaman yang keliru. Kita harus berpendirian bahwa be your self tidak hanya cukup menjadi diri sendiri. Karena menjadi diri sendiri bisa positif, tapi bisa juga negatif. Ada orang yang berprinsip, saya adalah saya, mau diterima ya begini, nggak mau ya sudah. Akhirnya, justru sisi negatiflah yang menonjol.
Menurut pemahaman saya, kalimat be your self atau menjadi diri sendiri berbicara tentang 3 hal penting tentang diri kita.
Yang pertama, menjadi diri sendiri berarti mengenal diri kita dengan benar. Kita harus tahu persis seperti apa diri kita di hadapan Tuhan. Kita harus tahu bahwa kita adalah ciptaan Tuhan yang mulia, berharga dan diciptakan dengan tujuan yang jelas. Kita harus tahu apa kelebihan kita dan apa kelemahan kita. Kegagalan yang paling fatal adalah di saat kita gagal mengenal siapa diri kita sendiri dengan benar.
Yang kedua, menjadi diri sendiri berarti kita berani mempertahankan keunikan yang ada pada diri kita. Sayangnya banyak orang justru ingin menjadi imitasi daripada original. Buktinya banyak orang selalu meniru-niru orang lain. Dalam dunia bisnis, meniru kesuksesan orang lain adalah hal yang positif, tapi itu bukan berarti kita meninggalkan keaslian atau keunikan yang ada pada diri kita. Ingatlah bahwa Tuhan menciptakan kita unik dan berbeda dari yang lain supaya kita mempertahankan keunikan kita. Alangkah bijaknya jika kita menggunakan keunikan kita tersebut sebagai salah satu modal untuk mencapai kesuksesan.
Yang ketiga, menjadi diri sendiri berarti kita memaksimalkan keunikan yang ada pada diri kita. Tentu keunikan dalam konteks ini adalah keunikan secara positif. Misalnya kita memiliki cara berpikir yang kreatif, pembawaan diri yang kreatif dan cara kerja yang kreatif, yang berbeda dari kebanyakan orang, lalu maksimalkanlah itu. Berani tambil beda, mengapa tidak? Be your self!
Be your self tidak hanya cukup menjadi diri sendiri, melainkan memaksimalkan keunikan positif diri kita.

Kamis, 21 Oktober 2010

KEUNIKAN PEMALAS

Menjadi seorang pemalas tidak sulit. Hebatnya, setiap pemalas pasti memiliki keunikan-keunikan tersendiri. Berikut saya akan jabarkan keunikan-keunikan seorang pemalas. Hal ini juga terjadi dalam kehidupan saya juga loh!. Tetapi saya berharap agar pemalas yang kebetulan membaca tulisan saya tidak tersinggung, melainkan mulai mengubah kebiasaan hidupnya.
Pertama, selalu saja memiliki alasan untuk menghindar dari sebuah pekerjaan. Coba perhatikan kehidupan seorang pemalas yang Anda kenal, untuk saya sendiri sih saya tidak perlu mencari seorang pemalas, karena saya sendiri juga pemalas. Tak perlu kaget kalau orang tersebut selalu saja punya alasan untuk “menyelamatkan diri” dari pekerjaan yang sudah menanti. “Misalnya, saya tahu bahwa nanti kalau saya masuk kuliah saya akan dapat tugas yang banyak, lalu saya tidak masuk kuliah.”
Kedua, selalu menunda pekerjaan. Tak perlu heran kalau melihat seorang pemalas selalu menunda pekerjaan yang harusnya segera diselesaikan. Itu memang sudah menjadi ciri khasnya. Menunda pekerjaan dan membiarkannya sampai menumpuk. Lalu setelah kelimpungan, barulah ia bingung sendiri dan bisa-bisa malah tidak mau mengerjakannya sama sekali. Tuhan tidak pernah menunda pekerjaan. Bayangkan saja seandainya Tuhan menunda pekerjaanNya, bisa-bisa matahari tidak bersinar hari ini atau kelangsungan alam ini bakal terancam. Mending kalau itu, bagaimana kalau Tuhan tidak meberikan berkat kepada kita?
Ketiga, tidak pernah setia dengan apa yang telah dipercayakan kepadanya dalam artian sering meremehkan sebuah tugas ataupun masalah. Salah satu alasan bagi pemalas untuk tidak bekerja adalah karena ia berpikir bahwa hal tersebut adalah perkara kecil dan sepele. Ia selalu berpikir bahwa hal-hal kecil seperti itu hanya akan membuang-buang waktu saja. Sementara kita tahu bahwa banyak hal besar justru diawali dengan hal-hal kecil lebih dulu.
Saya sungguh berharap bahwa keunikan-keunikan tersebut tidak ada pada diri Anda, tapi cukup pada saya. Namun jika sekiranya ada, baiklah kita mengambil keputusan untuk meninggalkan budaya malas ini, dan untuk saat ini saya juga sedang berjuang untuk merubah kebiasan malas dalam hidup saya.
Berjuang Tinggalkan budaya malas!

BAGAI SEMUT

Semut termasuk binatang yang kecil dan lemah. Namun yang unik adalah melihat kenyataan bahwa semut termasuk salah satu binatang yang survive di tengah seleksi alam yang terus terjadi. Tak hanya itu, semut juga memiliki cara kerja yang sangat hebat, hingga Salomo sampai pebisnis modern menganjurkan agar kita belajar dari semut. Apa yang bisa kita pelajari dari semut?

  1. Semut adalah binatang yang sangat rajin. Kita tidak akan pernah melihat semut yang bengong sendirian. Kalau ada semut yang tidak bergerak, bisa dipastikan itu adalah semut mati. Semut adalah binatang yang rajin dan selalu bergerak ke sana ke mari untuk bekerja. Tak heran kalau semut tak pernah mati kelaparan. Apakah kita juga bekerja dengan rajin seperti semut?
  2. Semut adalah binatang yang tak pernah menyerah. Tak kenal menyerah adalah sifat khas semut. Kalau tidak percaya, lakukanlah percobaan ini. Tangkaplah seekor semut, lalu cobalah untuk meletakkan sesuatu untuk merintangi langkahnya. Saat melihat jalan di depannya ada hambatan, semua tidak akan duduk termenung, meratapi nasib yang malang dan pulang dengan rasa kecewa. Semut akan berusaha dengan segala cara untuk melewati hambatan itu. Bisa lewat atas, lewat bawah, lewat jalan memutar, bahkan kalau perlu bersama dengan semut-semut yang lain akan memindahkan rintangan tersebut!
  3. Semut adalah binatang yang mandiri dan bertanggung jawab atas diri sendiri. Meski tidak ada yang mengawasi, semut akan bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Bukankah kita yang hanya bekerja kalau diawasi atasan atau bos harusnya malu melihat kenyataan ini?
  4. Semut adalah tim yang luar biasa. Mereka sangat ahli dalam menyampaikan informasi, sehingga tak perlu heran kalau dimana ada satu makanan, ribuan semut tiba-tiba sudah mengerumuninya. Semut punya tim yang hebat, sehingga dengan kerja sama yang baik, mereka bahkan bisa mengangkat makanan yang beratnya berkali lipat dari berat badannya. Adakah kita bisa belajar dari semut tentang membangun tim yang sukses?
Kenapa kita tidak seperti semut ?

Rabu, 13 Oktober 2010

BAGAI POLISI TIDUR

Gimana rasanya kalo ngelewatin jalan yang banyak polisi tidurnya? Duh... sebel deh! Kalo bisa mendingan kita pilih lewat jalan lain. Apalagi kalo kita pas kebetulan naik mobil sedan yang pendek, polisi tidur bagaikan momok perusak. Tapi taukah kita untuk apa polisi tidur itu dibuat? Polisi tidur dibuat untuk memaksa pengemudi kendaraan menurunkan kecepatan kendaraannya demi mencegah terjadinya kecelakaan. Biasanya jalanan yang diberi polisi tidur adalah jalan kompleks perumahan yang tentu saja banyak orang berseliweran disana. Meski membuat para pengendara merasa kurang nyaman, tapi polisi tidur bisa mencegah terjadinya kecelakaan.

Saat kita menemui hambatan dalam hidup ini, sadarkah kita bahwa sebenernya beberapa dari hambatan itu bisa merupakan polisi tidur bagi kita. Apa yang nampaknya seperti sebuah penghalang yang memperlambat keberhasilan, ternyata dibuat demi kebaikan kita sendiri. Saat kita putus pacar, saat enggak diterima di univ idaman, saat ekonomi keluarga bangkrut, saat semua nampaknya menghambat cita-cita kita, ternyata enggak sepenuhnya benar.

Meski nampaknya menjadi penghalang, “polisi tidur” ternyata justru membantu kita meraih keberhasilan. Adanya hambatan seringkali membuat pikiran kita menjadi lebih matang. Kita menjadi lebih dewasa dan mandiri. Penghalang juga mengasah kita menjadi lebih kreatif. Kita enggak mundur dan menyerah begitu aja, tapi menciptakan jalan keluar lain yang mungkin enggak terpikirkan sebelumnya. Penghalang pun mampu membuat diri kita jadi lebih bijak dan rendah hati. Kita mengakui bahwa ada kuasa yang lebih besar dari diri kita yakni Tuhan, yang bisa melakukan apa aja dalam hidup kita demi kebaikan kita. So, daripada ngedumel saat menemui polisi tidur dalam hidup kita, mendingan kita bersyukur dan melihat sisi positif dari semuanya itu.

JOMBLO ? SIAPA TAKUT !!

Rasanya sakiiit banget! Makanan seenak apapun, duit sebanyak apapun, temen sebaik apapun, kayaknya nggak bisa bikin kita melupakan setiap gelak tawa 'n senyum pertama si doi. Setelah kata “putus” terucap dari bibirnya, rasanya dunia nggak lagi berputar, singkatnya kiamat geto. Dalam keadaan seperti ini kita sering berpikir untuk melakukan hal-hal nekat, misalnya: ngancam mau bunuh diri, bikin surprise “katakan cinta” kaya di tv, bahkan kalo si doi beda agama kita bela-belain pindah ke agama mantan pacar kita. Semuanya itu kita lakuin dengan harapan supaya si doi mau balik lagi ama kita. Tentu hal seperti ini bisa jadi masalah serius bila kita tidak segera bangkit dari keterpurukan.

Sebenarnya punya pacar ato nggak toh langit tetep biru warnanya, bumi masih berputar, 'n nyokap tetep ngasih uang jajan buat kita nongkrong. Singkatnya, ngejomblo bukanlah dosa, kenapa musti takut? Justru saat kita ngejomblo Tuhan memberi waktu buat kita introspeksi diri sampai waktu yang tepat datangnya cowok yang memang disediakan Tuhan buat kita. Para konselor mengatakan bahwa ada kalanya manusia butuh waktu untuk menyendiri. Pakailah perpisahan sekarang ini menjadi saat bagi kita mengoreksi diri, siapa tahu Tuhan ijinkan semua ini terjadi karena kita memang udah pacaran dengan orang yang salah alias nggak sesuai dengan kemauan Tuhan. Jangan pernah mengira bahwa Tuhan senang melihat kita menderita semuanya ini, semua itu nggak bener! Dia menginginkan yang terbaik terjadi dalam hidup kita.

Meski dunia mengajak para korban patah hati untuk melampiaskan semua keruwetan masalahnya dengan hal-hal negatif, stop! Solusi masalah kita sekarang adalah dengan belajar bersikap dewasa dan menerima otoritas Tuhan atas hidup kita, termasuk menentukan siapa pasangan yang cocok dan menurut kehendak hati-Nya. Yang pasti pilihan Tuhan nggak mungkin salah deh, kamu pasti suka. Ok, kini saatnya bangun dari mimpi buruk dan hapus air matamu supaya cewek cewek bisa melihat senyum manismu lagi. Siapa tahu salah satunya adalah cewek kiriman Tuhan.

KOMPETISI

Sekumpulan kura-kura terperosok ke dalam lubang. Mereka semua berusaha keras untuk keluar dari lubang itu. Kura-kura yang satu menaiki tubuh kura-kura lainnya. Tapi yang dibawah pun nggak rela tubuhnya dijadikan tumpuan oleh kawannya. Akibatnya mereka semua jadi berebut memanjat dan saling menjatuhkan. Bisa ditebak, usaha mereka sama sekali nggak ada hasilnya. Yang ada hanyalah perpindahan posisi di atas dan di bawah, tapi tak seekor pun yang bisa keluar dari sana.

Kompetisi. Semua kenal kata yang satu ini. Apalagi hidup di jaman sekarang. Sepertinya nggak ada hal yang bisa diperoleh dengan mudah tanpa harus berkompetisi dulu. Bursa kerja selalu aja dipenuhi ribuan calon pelamar, padahal hanya beberapa puluh orang aja yang akan diterima. Mengikuti ujian SPMB juga hampir sama. Sstt... ngedapetin cowok/cewek keren pun juga harus bersaing dulu kan? Rasanya seolah semua hal di dunia ini harus melewati persaingan dulu.

Dengan kompetisi yang ketat ini, kadang-kadang kita bisa jadi stress. Gimana nggak, setiap tahun ada penambahan satu juta pengangguran di negara kita. Kita yang masih kuliah bisa jadi ngeri membayangkan sulitnya mendapat pekerjaan kelak. Daripada stress dengan kompetisi yang ada saat ini, mendingan kita melakukan kompetisi dengan diri sendiri.

Apa lagi neh?

Kompetisi dengan diri sendiri adalah “hari ini kita harus menjadi lebih baik dari hari kemarin”. Setiap hari kita mengukur kemajuan diri sendiri. Sudahkah aku menjadi lebih sabar dari hari kemarin, lebih berani jujur dari hari kemarin, lebih rajin dari hari kemarin, dan seterusnya. Berkompetisi dengan diri sendiri merupakan tantangan terbesar dalam hidup. Kalo kita bisa berhasil mengalahkan diri kita yang kemarin, hal itu jauh lebih hebat daripada memenangkan kompetisi apapun lainnya. Jadi beranikah kamu melakukannya mulai hari ini?