Rabu, 09 Mei 2018

Aku, Angin, dan Tujuan


Angin selalu bergerak tanpa menemui tujuan.
Angin selalu pasrah akan kemana tempat dia bersinggah.
Angin tidak pernah mengeluh akan keadaannya yang luntang lantung tanpa memiliki tujuan.
Ya begitulah angin, akan selalu tidak memiliki tujuan..

Apakah kita mau seperti angin?
Kurasa banyak yang menjawab tidak.
Karena kebanyakan setiap kita memiliki tujuan ke depannya.
Namun, bagaimana jika kita tidak pernah mendapati tujuan kita?
Bukankah sama hal nya kita seperti angin?

Inilah Aku, aku 27 tahun, seorang lelaki yang sampai detik ini tidak pernah mendapati tujuanku. Namaku adalah Angin. Iya, Angin. Sebut saja aku angin.
Di umurku ini, banyak di luar sana yang sukses (menurut tolak ukurnya masing2).
Sedangkan aku? Aku hanya berlarian kesana kemari tanpa menemui akhir. 
Kegagalan dan kegagalan yg selalu bersahabat denganku.

Jangan tanyakan tujuan denganku, karena kamu tidak akan menemukan jawaban. Kalaupun terjawab, mungkin itu bukan aku yg menjawab, melainkan sisi lainku.
Tidak punya tujuan, bukan berati aku tidak punya cita-cita. Aku punya cita-cita, aku yakin cita-citaku melebihi cita-citamu. Bahkan cita-citaku mungkin tidak akan masuk di nalarmu. Aku ingin sekali mendeskripsikan cita-citaku, tp aku takut. Aku takut di hujat seperti yang sudah sudah.

Ingat sekali aku dengan ucapan seseorang "cita-cita apa itu? Ngaca?!!". Waoo aku bingung harus kecewa, atau mau tertawa. Aku menjadi paham semakin bertambah umurmu semakin menyempitlah cita-citamu. Masih ingat rasanya aku waktu masih kecil dulu, ketika di tanya apa cita-citaku, dengan yakin aku jawab Dokter, kadangkala aku jawab presiden, dan banyak yang merespon, pasti bisa, rajin belajar ya. Terbayangkah di umurku yang sekarang aku menjawab hal yang sama sewaktu kecilku dulu? Haha.. kamu pasti tertawa.
Banyak pasti dari kalian yang beranggapan bahwa cita-citamu lah tujuan hidupmu. Tapi apakah semudah itu? Kurasa tidak. Waktulah yang membuat sgalanya menjadi misteri.
Apa kamu tahu apa yang akan terjadi padamu 1 menit ke depan? 1 jam ke depan? 1 bulan atau 1 tahun ke depan? Jika kamu tahu, aku akan sangat yakin bahwa apa yang kamu cita-citakan akan cepat terjadi.

Aku tidak bangga akan diriku, karena memang tidak yang bisa di banggakan dari Aku. Aku hanyalah angin, yang berlarian tanpa memiliki perhentian. Aku adalah aku yang sangat bersahabat dengan kekecewaan, kesedihan, kegagalan, dan kemeranaan. Tapi bukan berati aku tidak bisa tertawa, aku bisa tertawa, itu jika saja aku memang ingin tertawa. Aku sering tertawa menertawakan akan proses kehidupanku dari yang lalu hingga sekarang. Aku tertawa, kenapa aku bisa seperti ini. Aku juga tertawa di saat aku ingat akan kegagalan kegagalanku yang sudah sudah, bahkan aku sering tertawa akan hal-hal yang aku pikirkan akan apa kegagalan-kegagalanku yang akan datang?!
Jika aku sekarang mendeklarasikan bahwa aku adalah lelaki yang tidak memiliki tujuan karena takut akan kegagalan, apa kamu setuju?! Kurasa kamu pasti setuju.
Tapi aku tidak, karena aku masih memiliki cita-cita. Akan ku pendam dalam hati apa yang aku cita-citakan, tanpa ku bersuara kepada siapapun. Biar aku saja, karena aku sangat menikmati betapa bahagianya aku saat aku tertawa akan kegagalanku. Tapi lain cerita jika kamu yang tertawa! Terlebih kamu yang aku anggap dekat denganku. Cukup, biar aku saja nanti yang tertawa, kamu tidak Boleh!


Selasa, 27 Februari 2018

Ingin Kembali....

Waktu semakin lama terkikis oleh keadaan..
Masa lalu membawa jalan menuju kehampaan..
Hidup antara banyaknya kemunafikan..
Haruskah berdiam disini atau berjuang mencari jalan..

Sampai kapan keadaan tidak berpihak..
Derita semakin lama semakin mengikat..
Mimpi selalu terlihat menyegarkan..
Apa daya realita yg jadi komandan..

Dulu, ku benci dengan kepura-puraan..
Disini ku banyak bertemu berbagai topeng..
Topeng yg setiap harinya selalu berevolusi..
Bak artis yang yg tak punya jati diri..

Haruskah ku ikut hanyut dalam permainan??
Permainan yg aku sendiri tak tahu kapan di mulai..
Pendirianku semakin lama semakin pudar..
Seiring berjalannya roda kehidupan..

Bisa ku katakan aku sedang terjebak..
Terjeberembap di dalam permainan peran..
Banyak topeng senang memainkan perannya..
Banyak juga yg berkata, ini hanya formalitas..

Hidup disini sungguh kejam..
Siapa tak larut, siaplah kau hanyut..
Aku sendiri sedang memimpikan untuk terhanyut..
Karena hanyut sama dengan aku hilang dan tak lagi melihat topeng..

Bukan aku tak mensyukuri kehidupanku disini..
Tapi aku tidak siap melihat setiap topeng beraksi..
Aku sendiri tidak tahu, apa setiap topeng itu menikmati?..
Yg aku tahu aku tidak suka di sini..