Kamis, 04 November 2010

KERJASAMA

Saya selalu berpikir bahwa sebuah tim olahraga yang bertaburan dengan bintang, pasti akan mendulang sukses dan menjadi juara. Memang tak dapat disangkal lagi bahwa kemampuan dan keahlian individu sangat berpengaruh pada potensi tim, namun ternyata itu bukan segala-galanya. Ada satu hal lagi yang lebih penting dari pada sekedar skill individu, yaitu kerja sama dalam tim! 

Bagi Kalian yang suka sepak bola, mungkin masih membekas kuat di benak kita kejuaraan Piala Eropa pada tahun 2004. Juaranya bukanlah Italia, Inggris, Perancis, Belanda ataupun Spanyol yang bertebaran bintang, tapi justru Yunani yang sama sekali tidak diperhitungan dan dianggap sebagai tim underdog. Tidak salah juga jika tim Yunani sama sekali tidak diperhitungkan, sebab mereka memang tak punya pemain yang sangat menonjol, namanya saja kita hampir-hampir tidak pernah mendengarnya. Lalu apa kunci kesuksesan mereka sehingga mereka berhasil mempecundangi tim-tim unggulan? Kerja sama tim!

Untuk meraih kesuksesan, kerja tim yang solid mutlak diperlukan. Jika tak ada kerja sama yang bagus, ini akan sangat memperlambat kinerja keseluruhan. Menjadi tugas seorang pemimpin untuk membuat sebuah tim kerja yang solid, ini akan berdampak besar bagi kemajuan sebuah organisasi. Menurut saya "Ada banyak tim dalam setiap olahraga yang memiliki pemain-pemain hebat tetapi tidak pernah memenangkan pertandingan. Seringkali, pemain-pemain tersebut tidak mau berkorban untuk kebesaran tim yang lebih baik. Hal yang menggelikan adalah, pada akhirnya keengganan mereka untuk berkorban hanya membuat tujuan-tujuan pribadi lebih sulit dicapai. Satu hal yang saya percayai adalah jika Anda berpikir dan mencapai sesuatu sebagai sebuah tim, penghormatan pribadi akan datang dengan sendirinya.” Kerja sama tim itu kunci kesuksesan kita. Unsur individu memang penting, namun tidak ada yang bisa menggantikan kerja sama tim!
Satu orang tidak dapat membuat tim, tetapi Satu orang dapat berdampak dalam sebuah tim

ATURLAH KEMARAHAN


Setiap orang pernah marah, tak terkecuali di dunia kuliah. Dengan mengekspresikan kemarahannya, maka akan diperoleh kelegaan atau terlepas dari sesuatu yang mungkin menghimpitnya. Namun perlu disadari juga, jika kemarahan yang kita ungkapkan tidak dengan cara-cara yang tepat, maka kemarahan itu bisa merusak dan mencelakakan diri kita sendiri. Bagaimana solusi tepat mengatasi kemarahan?
1. Marahlah untuk alasan yang benar-benar tepat.
Jangan sampai kita marah untuk alasan yang tidak masuk akal. Misalnya kita memberikan target yang tidak realistis lalu giliran target tersebut tidak tercapai kita marah besar. Atau kita sedang mengalami masalah di rumah, tapi kita melampiaskan emosi kita di kampus. Tentu ini tidak adil. Marahlah dengan alasan dan porsi yang tepat.
2. Tahanlah kemarahan.
Sisi positif dari menahan kemarahan adalah bisa mencegah retaknya hubungan antara satu dengan yang lain, selain itu luka akibat konflik bisa dihindarkan. Namun sisi kelemahannya adalah kita bisa depresi atau stress jika memendam kemarahan itu amat sangat. Sebisa mungkin tahan emosi kita, namun jika harus disalurkan jangan sampai kemarahan kita berbuahkan dosa atau berlarut-larut, sebagaimana kata dalam Injil, “Janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.”
3. Tenangkan diri dan sedikit lebih rileks.
Menenangkan diri bisa dengan cara menarik nafas dalam-dalam dan menahan diri untuk berbicara sampai kemarahan yang ada di dalam diri kita berangsur-angsur mereda. Di saat seperti itu, tetaplah berpikir positif. Lebih baik lagi jika Anda bisa menguasai diri sambil berkata kepada diri sendiri, "Relaks; tenang aja; take it easy; tidak apa-apa kok." Dengan melatih diri untuk lebih rileks, tak perlu terjadi kemarahan yang tak terkendali dan berakibat destruktif (merusak), sehingga tidak ada pihak yang terluka.
Membiarkan amarah berlarut-larut sama dengan membiarkan dosa mendekat .

Jumat, 22 Oktober 2010

Be Your Self

Kita sering mendengar kalimat populer “Be Your Self!”, apa yang ada di benak kita ketika mendengar kalimat tersebut? Apakah arti menjadi diri sendiri? Banyak orang mengartikan kalimat be your self dengan pemahaman yang keliru. Kita harus berpendirian bahwa be your self tidak hanya cukup menjadi diri sendiri. Karena menjadi diri sendiri bisa positif, tapi bisa juga negatif. Ada orang yang berprinsip, saya adalah saya, mau diterima ya begini, nggak mau ya sudah. Akhirnya, justru sisi negatiflah yang menonjol.
Menurut pemahaman saya, kalimat be your self atau menjadi diri sendiri berbicara tentang 3 hal penting tentang diri kita.
Yang pertama, menjadi diri sendiri berarti mengenal diri kita dengan benar. Kita harus tahu persis seperti apa diri kita di hadapan Tuhan. Kita harus tahu bahwa kita adalah ciptaan Tuhan yang mulia, berharga dan diciptakan dengan tujuan yang jelas. Kita harus tahu apa kelebihan kita dan apa kelemahan kita. Kegagalan yang paling fatal adalah di saat kita gagal mengenal siapa diri kita sendiri dengan benar.
Yang kedua, menjadi diri sendiri berarti kita berani mempertahankan keunikan yang ada pada diri kita. Sayangnya banyak orang justru ingin menjadi imitasi daripada original. Buktinya banyak orang selalu meniru-niru orang lain. Dalam dunia bisnis, meniru kesuksesan orang lain adalah hal yang positif, tapi itu bukan berarti kita meninggalkan keaslian atau keunikan yang ada pada diri kita. Ingatlah bahwa Tuhan menciptakan kita unik dan berbeda dari yang lain supaya kita mempertahankan keunikan kita. Alangkah bijaknya jika kita menggunakan keunikan kita tersebut sebagai salah satu modal untuk mencapai kesuksesan.
Yang ketiga, menjadi diri sendiri berarti kita memaksimalkan keunikan yang ada pada diri kita. Tentu keunikan dalam konteks ini adalah keunikan secara positif. Misalnya kita memiliki cara berpikir yang kreatif, pembawaan diri yang kreatif dan cara kerja yang kreatif, yang berbeda dari kebanyakan orang, lalu maksimalkanlah itu. Berani tambil beda, mengapa tidak? Be your self!
Be your self tidak hanya cukup menjadi diri sendiri, melainkan memaksimalkan keunikan positif diri kita.

Kamis, 21 Oktober 2010

KEUNIKAN PEMALAS

Menjadi seorang pemalas tidak sulit. Hebatnya, setiap pemalas pasti memiliki keunikan-keunikan tersendiri. Berikut saya akan jabarkan keunikan-keunikan seorang pemalas. Hal ini juga terjadi dalam kehidupan saya juga loh!. Tetapi saya berharap agar pemalas yang kebetulan membaca tulisan saya tidak tersinggung, melainkan mulai mengubah kebiasaan hidupnya.
Pertama, selalu saja memiliki alasan untuk menghindar dari sebuah pekerjaan. Coba perhatikan kehidupan seorang pemalas yang Anda kenal, untuk saya sendiri sih saya tidak perlu mencari seorang pemalas, karena saya sendiri juga pemalas. Tak perlu kaget kalau orang tersebut selalu saja punya alasan untuk “menyelamatkan diri” dari pekerjaan yang sudah menanti. “Misalnya, saya tahu bahwa nanti kalau saya masuk kuliah saya akan dapat tugas yang banyak, lalu saya tidak masuk kuliah.”
Kedua, selalu menunda pekerjaan. Tak perlu heran kalau melihat seorang pemalas selalu menunda pekerjaan yang harusnya segera diselesaikan. Itu memang sudah menjadi ciri khasnya. Menunda pekerjaan dan membiarkannya sampai menumpuk. Lalu setelah kelimpungan, barulah ia bingung sendiri dan bisa-bisa malah tidak mau mengerjakannya sama sekali. Tuhan tidak pernah menunda pekerjaan. Bayangkan saja seandainya Tuhan menunda pekerjaanNya, bisa-bisa matahari tidak bersinar hari ini atau kelangsungan alam ini bakal terancam. Mending kalau itu, bagaimana kalau Tuhan tidak meberikan berkat kepada kita?
Ketiga, tidak pernah setia dengan apa yang telah dipercayakan kepadanya dalam artian sering meremehkan sebuah tugas ataupun masalah. Salah satu alasan bagi pemalas untuk tidak bekerja adalah karena ia berpikir bahwa hal tersebut adalah perkara kecil dan sepele. Ia selalu berpikir bahwa hal-hal kecil seperti itu hanya akan membuang-buang waktu saja. Sementara kita tahu bahwa banyak hal besar justru diawali dengan hal-hal kecil lebih dulu.
Saya sungguh berharap bahwa keunikan-keunikan tersebut tidak ada pada diri Anda, tapi cukup pada saya. Namun jika sekiranya ada, baiklah kita mengambil keputusan untuk meninggalkan budaya malas ini, dan untuk saat ini saya juga sedang berjuang untuk merubah kebiasan malas dalam hidup saya.
Berjuang Tinggalkan budaya malas!