Sabtu, 04 Juni 2011

Pengkhianatan


Kita masih bisa tahan seandainya ditipu dan diperlakukan secara licik oleh musuh. Kita masih bisa sabar dengan berita miring tentang kita akibat iri hati dan fitnah. Kita masih bisa tersenyum seandainya harus berhadapan dengan si gunung berapi yang meledak dalam kemarahan tanpa alasan. Meski jengkel, kita masih bisa menahan diri dengan perlakuan tidak adil yang kita terima. Kita masih bisa bersabar dengan semuanya itu. Namun soal pengkhianatan atau pemberontakan yang dilakukan oleh orang yang begitu dekat dengan kita? Ini hal yang paling menyakitkan.

Bisa membayangkan seandainya orang yang kita percayai, atau orang yang sudah begitu dekat dengan kita melakukan pengkhianatan yang berujung pada pemberontakan? Sakit, itu pasti. Rasa kecewa, tak bisa disangkal lagi. Geram, yah... itu perasaan yang bisa dimaklumi. Memang tidak ada yang lebih menyebalkan selain pengkhianatan dan pemberontakan. Mengapa? Karena pengkhianatan dan pemberontakan selalu dilakukan oleh orang yang dekat dengan kita.

Tak ada yang menyangkal bahwa pengkhianatan meninggalkan sakit dan luka yang mendalam. Kita pernah mengalaminya, dan sampai sekarang luka itu belum mengering. Tak bisa dipungkiri, bahwa terkadang terbersit sebuah keinginan untuk melakukan aksi balas. Biar impas dan setimpal dengan luka yang kita rasa. Tidak ada obat yang lebih mujarab untuk mengatasi luka akibat pengkhianatan selain kasih? Kalau sampai hari ini luka hati kita masih menganga akibat pengkhianatan, tak ada pilihan lain kecuali kita mau mengasihi dan melepaskan pengampunan bagi orang yang telah mengkhianati kita. Kasih adalah jawaban.

Lepaskan pengampunan bagi orang yang telah mengkhianati kita. 

ASIKNYA PERSAINGAN

Di zaman sekarang ini tidak dapat dipungkiri bahwa kompetisi bukanlah hal asing untuk semua orang dari semua kalangan. Bersaing adalah yang wajar dalam kehidupan sehari – hari. Persaingan tidak akan bisa kita hindari, dimana kita masih hidup bersama rasa persaingan itu tidak akan hilang. Kompetisi bukan berarti hal yang formal saja, dari hal sekecil apapun bisa dijadikan kompetisi.

Namun sungguh bijak seandainya kita tidak membenci situasi yang mengharuskan kita untuk berkompetisi, apalagi harus membenci pesaing kita. Sebab ada banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan dalam sebuah kompetisi jika kita bisa menyikapi dengan sudut pandang yang positif. 

Pertama, persaingan bisa menjadi bahan bakar untuk memacu diri kita. Tanpa persaingan mungkin kinerja kita sangat biasa, namun setelah ada ancaman dari kompetitor mau tidak mau kita harus meningkatkan kinerja kita sebaik mungkin. Kalau tidak, kita akan menjadi tidak berguna! 

Kedua, persaingan membuat kita tahu posisi kita. Keberhasilan pesaing bisa kita gunakan sebagai barometer atau tolak ukur. Paling tidak kita akan tahu apakah kita jauh tertinggal, ataukah sekarang ini kitalah yang di atas angin. Jika kita menyadari bahwa kita tertinggal, maka kita akan dengan cepat mengejar ketertinggalan itu. 

Ketiga, persaingan akan membuat kita makin kreatif dan inovatif. Tak ada istilah puas setelah mencapai titik tertentu. Bahkan ketika kita sudah menjadi pemenang sekalipun, jika kita tak ingin posisi kita disaingi oleh pesaing kita. Mau tidak mau kita akan terus berupaya untuk terus kreatif dan inovatif.
Keempat, khusus bagi Anda yang hidup dalam persaingan di antara sesama rekan kerja, sekolah, kuliah ataupun lain sebagainya, yakinlah bahwa dengan adanya persaingan maka Anda bisa memunculkan potensi terbaik yang Anda miliki. Anda akan terus melakukan personal improvement karena sebuah persaingan. Bukankah persaingan itu baik?

Tanpa persaingan maka kita akan menjadi statis, dan gagal mencapai yang terbaik dalam diri.

KEPERCAYAAN = MAHAL

Sampai kapan setiap manusia ingin tetap bertahan terhadap kehidupan yang datar saja? Semua individu pasti ingin segala aspek kehidupannya mengalami peningkatan. Sudah hukumnya kalau manusia selalu merasa tidak puas dengan keadaannya sekarang dan tidak puas dengan apa yang diperolehnya hari ini. Manusia juga terkadang lalai untuk selalu mengucap syukur atas apa yang sudah didapatkannya, bahkan sebagian besar manusia hanya ingat bersyukur kalau hanya mendapat hasil yang diharapkan.

Dalam usaha untuk meningkatkan mutu kehidupannya, terkadang manusia menggunakan berbagai banyak cara, entah itu lurus, berliku, curam, bahkan naik turun sekalipun. Sudah tidak bisa dipungkiri lagi di zaman serba teknologi ini, harta dan jabatan yang berkuasa, bukan amal ibadah ataupun keikhlasan dalam melakukan segala hal. Sedangkan penilaian keberhasilan seorang manusia sekarang berdasarkan dari pujian – pujian yang dilontarkan orang lain. Dengan pujian – pujian itulah setiap orang akan merasa bahwa setahap demi setahap mulai meningkat.

Tapi bagaimana dengan orang yang dalam posisi susah mencari kepercayaan orang lain? Kepercayaan itu mahal harganya, bahkan melebihi segala harga elektronik maupun mobil yang paling mahal sekalipun. Manusia juga bukan manusia yang sempurna, dalam menjalani rutinitasnya manusia juga bisa saja lalai. Begitu pula dengan kepercayaan. Saat manusia melakukan kesalahan kecil ataupun besar, kepercayan secara bertahap akan menurun.

Susah bagi orang yang sedang tidak dipercaya, setiap ide – ide kreatifnya, kritik membangunnya, dan saran – saran arifnya tidak dapat diteima lingkungannya, karena kesalahan yang telah dilakukannya itu. Semua orang tercipta di dunia ini pada dasarnya adalah orang yang baik, hanya saja lingkungan yang membuat dia mungkin bersikap angkuh, iri, dengki, dll sebagainya. Orang yang susah dipercaya pasti akan merasa tertekan atas hidupnya yang seperti itu. Jika saja orang itu mempunyai mental yang kuat, mungkin dia akan berjuang untuk kembali normal, jika tidak kuat bisa saja jadi gila.

Jika kita di posisi orang yang harus mempercayai orang lain, sebaiknya kita berpikir untuk menjadi sebaliknya, apakah kita pantas untuk dipercayai seperti itu. Setiap orang dalam hidupnya akan mengalami pasang surut kepercayaan. Tetapi sekarang posisikan diri anda sebagai orang yang mempercayai orang lain sedangkan orang tersebut selalu berbuat kesalahan. Begitu susah sekali kita bisa percaya pada orang tersebut. Tetapi anda jangan berpikir pada suatu paham anda berpikir untuk tidak mempercayai orang tersebut, berpikirlah bahwa setiap orang tidak akan mau mengulangi kesalahan yang sudah dilakukannya, dengan begitu kita bisa mengurangi rasa tidak percaya kita terhadapnya, walau sudah dilakukan berulang kali. Bersikaplah dewasa dalam segala hal, berpikirlah di dalam hidup ini kita tidak bisa hidup sendiri, kita pasti akan mengalami timbal – balik dalam segala aspek kehidupan.

KEGAGALAN

Tidak pernah ada orang yang tiba-tiba menjadi ahli pada kesempatan pertama. Justru pada kesempatan pertama kebanyakan orang mengalami kegagalan. Pada kesempatan pertama saya belajar motor, saya berhasil menabrakkan motor ayah saya dan membuatnya masuk bengkel. Pada kesempatan pertama saya menyetir mobil, mobil tersebut berhenti di suatu tanjakan kecil, dan teman yang mengajari saya harus mengambil alih kemudi. Pada kesempatan pertama saya belajar renang, saya banyak menenggak air kolam. Pada kesempatan pertama saya berbicara di depan banyak orang, saya mengucapkan banyak kalimat yang keliru, gagap, gemetaran dan berkeringat banyak.
Gagal pada kesempatan pertama bukan berarti kita tidak berbakat di bidang tersebut. Itu hanya bagian dari proses saja. Sayangnya banyak orang buru-buru berhenti ketika mengalami kegagalan pada kesempatan pertama dan berkata bahwa bidang tersebut tidak cocok baginya. Bukankah sebenarnya ini hal yang aneh? Justru sangat tidak realistis jika kita mengharapkan hasil sempurna dalam kesempatan pertama.
Kegagalan di awal bukanlah akhir segalanya. Kegagalan itu sendiri adalah proses dan bukan hasil. Jadi, jangan pernah berhenti ketika kegagalan terjadi. Teruslah melakukan perbaikan demi perbaikan. Belajarlah dari kegagalan secara terus menerus, sampai akhirnya kita menjadi ahli. Inilah mentalitas para pemenang. Inilah mentalitas orang-orang sukses. Pada kenyataannya, hampir semua orang yang ahli dibidangnya pernah melakukan kesalahan yang sangat fatal dan mengalami kegagalan. Hanya saja mereka tidak pernah menyerah kalah, itu sebabnya hari ini mereka menjadi orang-orang yang ahli di bidang tersebut.
Sudah seharusnya kita memaafkan kesalahan atau kegagalan yang kita buat, dan jangan pernah pernah mentolerir keputusan untuk berhenti karena kegagalan yang terjadi. Saya, Anda, dan semua orang di dunia ini pernah gagal. Jadi, mengapa kita harus membedakan diri dari orang kebanyakan untuk menjadi manusia yang anti gagal? Kesuksesan sejati akan diperoleh jika berani melewati kegagalan.

TEKANAN


Bohong jika manusia hidup tanpa tekanan. Tekanan tejadi berawal dari banyak sumber, mulai dari diri sendiri maupun faktor di luar kendali kita sendiri. Tekanan adalah sesuatu keadaan dimana management waktu dan management konflik tidak berjalan seimbang. Ketidak seimbangan dua hal tersebut menjadi boomerang dalam pergumulan setiap seseorang, di mana orang orang tersebut tidak dapat mengatasi boomerang tersebut.
Tekanan sendiri akan timbul dengan sendirinya dalam setiap idividu karena pada dasarnya setiap manusia yang hidup di dunia ini tidak bisa luput dari tekanan. Tekanan sendiri tercipta dalam setiap aspek kehidupan setiap orang, mulai dari aspek dalam berinteraksi, berprestasi, berkreasi, dan lain sebagainya.
Ada pula tekanan tercipta yang berasal dari dalam dirinya sendiri. Seperti contoh salah satu orang tahu dia akan mendapat tekanan jika dia tidak dapat menyelesaikan target dalam dirinya sendiri. Sehingga orang tersebut mengalami depresi yang timbul karena dampak dari tekanan yang bertubi dan tidak dapat terselesaikan.
Bagaimana cara kita mengatasi tekanan ?
1.      Jangan menganggap suatu tekanansebagai beban hidup kita. Ingatlah, bahwa setiap tekanan yang tercipta dalam hidup kita, akan menjadi tolak ukur seberapa kuat kita untuk bertahan dalam tekanan dan mencoba bangkit dari tekanan tersebut. Percayalah akan terjadi kepuasan yang tidak tertandingi jika dapat mengatasi tekanan tersebut.
2.      Bersikaplah wajar dalam mengatasi tekanan namun bukan kita meremehkan suatu tekanan apalagi kalau kita meninggalkan tekanan tersebut begitu saja karena hal tersebut sama saja kita dengan pengecut.
3.      Anggaplah bahwa tekanan adalah anugerah dari Tuhan. Dan kita adalah seorang detektif yang mencoba memecahkan sebuah tekanan tersebut dan yakinlah jika dapat memecahkan hal tersebut kita akan mendapatkan sebuah reward.
4.      Diri anda sendiri yang bisa menyelesaikan tekanan anda sendiri. Bukan berate kita tidak diperbolehkan untuk saling sharing tentang tekanan kita. Sadarlah mungkin dengan sharing kita memang mendapatkan rhema dalam menyelesaikan tekanan kita. Namun hal tersebut bergantung dari dalam diri sendiri.